BRANCH OFFICE BANDUNG

BRANCH OFFICE BANDUNG
JL. WR. SUPRATMAN No. 21 BANDUNG

Rabu, 22 Juli 2015

Prospek Kenaikan Rate The Fed Meningkat

Ekspektasi the Fed bakal menaikkan suku bunganya September nanti semakin menguat setelah kesepakatan bailout Yunani menenangkan pasar dan inflasi AS memperlihatkan kenaikan.
FederalReserve
Pasar menyambut baik kesepakatan bailout Yunani, yang diharapkan dapat menjaga keanggotaan negara itu dalam zona euro dan mengurangi ketidakpastian. Dengan berkurangnya potensi Greece Exit (Grexit), pasar kembali tenang dan terfokus ke prospek kebijakan moneter.

Minggu lalu, data menunjukkan inflasi AS naik untuk lima bulan berturut-turut pada Juni karena kenaikan harga BBM dan barang lainnya. Inflasi inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, naik 1,8% secara tahunan, semakin dekat target the Fed 2%. Menurut aul Ashworth, ekonom dari Capital Economis, selama tiga bulan terakhir sampai Juni, inflasi inti naik 2,3% secara tahunan.

Ketua the Fed Janet Yellen mengatakan kepada Kongres minggu lalu bahwa kenaikan suku bunga bisa terjadi sebelum 2016. “Bila ekonomi berkembang sesuai perkiraan, maka tepatlah suatu waktu tahun ini untuk menaikkan suku bunga,” katanya. Menurutnya, penundaan kenaikan bisa memaksa bank sentral AS itu menaikkan lebih agresif di masa mendatang, skenario yang tidak diinginkannya.

Presiden the Fed distrik St. Louis James Bullard Senin lalu mengatakan kemungkinan semakin besar kenaikan bisa dilakukan September nanti. Kepada Fox, ia mengatakan ada peluang lebih dari 50% pihaknya menaikkan suku bunga pada rapat 16-17 September nanti. Menurutnya, meski meski kondisi di Yunani dan China berisiko, masalah eksternal tidak akan banyak mengubah prospek positif.

Melihat kondisi ini, semakin banyak ekonom yang meyakini kenaikan bisa terjadi September nanti. Dalam survei yang dilakukan oleh Wall Street Journal, 82% dari 70 ekonom mengatakan the Fed akan bertindak September nanti, yang merupakan kenaikan pertama dalam hampir satu dekade. Hanya sekitar 15% yang memperkirakan pada Desember. Dalam survey bulan lalu, responden yang memilih kenaikan September hanya 72%.

Tidak ada komentar: