Dollar melanjutkan koreksinya hari ini menyusul penurunan yield
obligasi AS di tengah ekspektasi kebijakan moneter the Fed tidak akan
berubah dalam waktu dekat. Sedangkan euro kesulitan menanjak, masih
tertekan karena isu pelonggaran ECB.
Yield obligasi tenor 10 tahun diperdagangkan di 2,44%, turun 3 bps
dari kemarin, setelah menyentuh 2,402%, terendah sejak Juni. Penurunan
yield obligasi AS ini tidak lepas dari pandangan di pasar bahwa kecil
kemungkinan the Fed bisa mengubah kebijakan tahun ini. Para pejabat the
Fed akhir-akhir ini mengindikasikan belum perlunya menyesuaikan
kebijakan. Presiden the Fed distrik Atlanta Dennis Lockhart mengatakan
pihaknya tidak terburu-buru mengakhiri kebijakan longgar.
Rendahnya yield obligasi mengurangi minat atas dollar, yang sudah
menguat selama tiga minggu berturut-turut. Penguatan itu sendiri lebih
didorong oleh kejatuhan euro karena pernyataan dovish ECB. Memang, data
ekonomi AS yang bagus berpengaruh pada performanya. Tapi dorongan itu
tidak mampu bertahan karena pasar sadar perbaikan kondisi ekonomi belum
diikuti oleh penyesuaian kebijakan dari the Fed.
Apalagi semalam ada data yang menunjukkan PDB AS kuartal pertama
direvisi turun menjadi kontraksi 1,0%, lebih buruk dari prediksi 0,5%.
Sebelum direvisi, angkanya tumbuh 0,1%. Pasar sudah tahu bahwa kinerja
ekonomi selama periode itu buruk. Tapi data itu mengukuhkan kebijakan
longgar masih berjalan lama. Alhasil, dollar kini terkoreksi, terutama
terhadap yen. Beberapa data malam nanti adalag PCE, personal income
& spending, dan Chiacago PMI. Dua pejabat the Fed, yaitu Jefffey
Lacker dan John Williams akan berpidato.
Indeks dollar melemah 0,2% ke 80,47 setelah koreksi 0,2% kemarin.
Indeks ini kembali gagal ditutup di atas resistance 80,50. Fase koreksi
semakin berjalan bila ditutup di bawah 80,30 untuk menuju 80,00.
Terhadap yen, dollar melemah 0,3% dan menembus support 101,50. Penutupan
di bawah itu menjadi bearish continuation dengan target 101,00. Kondisi
bullish terlihat bila ditutup di atas 102. Atas franc, dollar
diperdagangkan di 0,8973, setelah menyentuh level tertinggi dalam tiga
bulan dua hari lalu. Tapi RSI (14) bergerak turun dari 70 ke 69,
indikasi koreksi. Koreksi terkonfirmasi bila ditutup di bawah 0,8940.
Tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah 0,8880.
Sementara itu, euro masih belum mampu memanfaatkan momentum koreksi
dollar, tertahan oleh isu pelonggaran ECB. Meski kondisinya sudah jenuh
jual dan berusaha untuk rebound, upayanya masih terhambat karena
bayang-bayang ECB bakal memangkas rate minggu depan. Euro bertengger di
$1,3600, setelah menyentuh $1,3580 ata terendah sejak 13 Februari. Fase
reversal terjaga bila ditutup di atas $1,3630, untuk lanjut menuju
$1,3660. Sedangkan support di $1,3550.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Jumat, 30 Mei 2014
Dollar Koreksi Seiring Turunnya Yield
Emas Turun 3% Minggu Ini, Potensi Rebound
Emas bergerak flat hari ini setelah turun dalam tiga hari
berturut-turut. Meski begitu, logam mulia tersebut kini sedang menuju
penurunan dalam dua bulan berturut-turut seiring dengan membaiknya
ekonomi, mengurangi minat beli emas sebagai lindung nilai.
Minggu ini harga emas telah anjlok sekitar 3% seiring prospek ekonomi AS yang terus membaik. Data kemarin menunjukkan ekonomi AS mnngalami kontraksi di kuartal pertama. Namun, data lainnya selama seperti tunjangan penganguran, manufaktur, dan sentimen konsumen mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi berjalan dengan baik.
Harga emas juga terpukul oleh menguatnya bursa saham. Indek S&P 500 mencatat rekor tertinggi untuk ketiga kalinya dalam empat hari perdagangan terakhir.
Krisis geopolitik di Ukraina yang mereda juga menguarangi perannya sebagai safe haven. Namun, kondisi geopolitik di Ukraina ini masih akan menjadi fokus perhatian investor. Bila terjadi gejolak lagi di Ukraina, harga emas bisa rebound. Berita terakhir menyebutkan bahwa separatis pro-Rusia menembak jatuh helikopter militer Ukraina, menewaskan 14 tentara, dalam serangan yang berhasil meredam aksi pemberontak menyusul terpilihnya presiden baru. Emas seringkai menjadi instrumen safe have haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan anjloknya bursa sahan.
Dari sisi teknikal, trend masih bearish, namun berpeluang rebound. Indikator stochastic yang mulai oversold, harga pun sudah meraih target dari Fibonacci extension 100% di kisaran $1251. Dengan demikian, ada potensi rebound untuk menguji resistance di $1268 – $1274. Trend bearish jangka pendek akan berakhir jika harga ditutup di atas resistance tersebut.
Rekomendasi
Minggu ini harga emas telah anjlok sekitar 3% seiring prospek ekonomi AS yang terus membaik. Data kemarin menunjukkan ekonomi AS mnngalami kontraksi di kuartal pertama. Namun, data lainnya selama seperti tunjangan penganguran, manufaktur, dan sentimen konsumen mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi berjalan dengan baik.
Harga emas juga terpukul oleh menguatnya bursa saham. Indek S&P 500 mencatat rekor tertinggi untuk ketiga kalinya dalam empat hari perdagangan terakhir.
Krisis geopolitik di Ukraina yang mereda juga menguarangi perannya sebagai safe haven. Namun, kondisi geopolitik di Ukraina ini masih akan menjadi fokus perhatian investor. Bila terjadi gejolak lagi di Ukraina, harga emas bisa rebound. Berita terakhir menyebutkan bahwa separatis pro-Rusia menembak jatuh helikopter militer Ukraina, menewaskan 14 tentara, dalam serangan yang berhasil meredam aksi pemberontak menyusul terpilihnya presiden baru. Emas seringkai menjadi instrumen safe have haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan anjloknya bursa sahan.
Dari sisi teknikal, trend masih bearish, namun berpeluang rebound. Indikator stochastic yang mulai oversold, harga pun sudah meraih target dari Fibonacci extension 100% di kisaran $1251. Dengan demikian, ada potensi rebound untuk menguji resistance di $1268 – $1274. Trend bearish jangka pendek akan berakhir jika harga ditutup di atas resistance tersebut.
Rekomendasi
Kamis, 29 Mei 2014
Fluktuasi Asia Dipengaruhi Sentimen AS
Hang Seng
Kemarin, indeks Hang Seng berlabuh di level tertinggi dalam 1,5 bulan mengikuti penguatan bursa di kawasan regional yang dipicu oleh laju Wall Street dan data ekonomi AS. Penguatan juga didukung oleh kenaikan saham China yang ditopang oleh data yang memperlihatkan laba industrial tumbuh 10% selama Maret, hampir menyamai prediksi 10,1%. Laju juga didorong oleh investor yang memburu saham teknologi.
Indeks Hang Seng ditutup naik 135,73 poin, atau 0,59 poin, atau 23.080,03, tertinggi sejak 10 April
Indeks Hang Seng dalam perdagangan hari ini bergerak flat naik, dimana sentimen positif masih tetap terjaga di tengah melonjaknya harga obligasi yang membuat yield merosot. Sentimen investor kini tertuju bagaimana pertumbuhan ekonomi AS di kuartal satu.
Rekomendasi
Nikkei
Indeks Nikkei kemarin catat kenaikan untuk kali kelima secara beruntun berkat membaiknya data AS. Tapi jatuhnya saham Mitsui Fudosan Co karena pemberitaan perusahaan itu akan menambah saham baru sebesar $3,6 miliar. Saham Mitsui Fudosan jatuh 4,7% dan menjadi saham paling aktif kedua dalam perdagangan kemarin. Indeks Nikkei ditutup naik 34,43 poin, atau 0,24%, ke posisi 14.670,95.
Indeks Nikkei rawan aksi profit taking setelah mengalami penguatan dalam lima sesi perdagangan terakhir.
Selain itu penguatan yen terhadap dollar diperkirakan akan memberatkan kinerja emiten Jepang berbasis ekspor. Tekanan makin diperburuk dari data penjualan ritel di April yang turun 4,4% dari perkiraan turun 3,3%. Data ini menunjukkan penurunan penjualan ritel tahunan tercepat sejak Maret 2011. Imbas dari data tersebut, saham ritel seperti Fast Retailing dan Seven & I akan tertekan.
Rekomendasi
Kospi
Sehari sebelumnya yang sempat berada di bawah 2.000, kemarin indeks Kospi catat kenaikan dengan kembali berada di atas level 2.000 berkat optimisme investor akan ekonomi global yang mendorong perburuan aset-aset berisiko.
Indeks Kospi ditutup naik 19,43 poin, atau 0,97%, ke posisi 2.017,06. Aksi pembelian asing mencapai 100,9 miliar won, ini aksi yang kedua belas kalinya secara beruntun. Saham-saham unggulan penopang indeks, diantaranya Samsung Electronics naik 1,85%, LG Electronics naik 1,85%. Sementara Hyundai Motor naik 0,44% dan Kia Motors naik 0,51%.
Keberhasilan berlabuh di level tertingginya dalam enam bulan perdagangan kemarin, indeks Kospi kini cenderung bergerak dalam range yang terbatas. Ditambah lagi investor coba bereaksi dari koreksi yang dialami indeks utama Wall Street. Kenaikan indeks terbatasi jelang dirilisnya data transaksi berjalan Korsel di April. Untuk perdagangan saham unggulan, seperti Samsung Electronics melonjak lebih dari 1%, sedangkan Hyundai Motor naik 0,9%.
Rekomendasi
Kemarin, indeks Hang Seng berlabuh di level tertinggi dalam 1,5 bulan mengikuti penguatan bursa di kawasan regional yang dipicu oleh laju Wall Street dan data ekonomi AS. Penguatan juga didukung oleh kenaikan saham China yang ditopang oleh data yang memperlihatkan laba industrial tumbuh 10% selama Maret, hampir menyamai prediksi 10,1%. Laju juga didorong oleh investor yang memburu saham teknologi.
Indeks Hang Seng ditutup naik 135,73 poin, atau 0,59 poin, atau 23.080,03, tertinggi sejak 10 April
Indeks Hang Seng dalam perdagangan hari ini bergerak flat naik, dimana sentimen positif masih tetap terjaga di tengah melonjaknya harga obligasi yang membuat yield merosot. Sentimen investor kini tertuju bagaimana pertumbuhan ekonomi AS di kuartal satu.
Rekomendasi
Nikkei
Indeks Nikkei kemarin catat kenaikan untuk kali kelima secara beruntun berkat membaiknya data AS. Tapi jatuhnya saham Mitsui Fudosan Co karena pemberitaan perusahaan itu akan menambah saham baru sebesar $3,6 miliar. Saham Mitsui Fudosan jatuh 4,7% dan menjadi saham paling aktif kedua dalam perdagangan kemarin. Indeks Nikkei ditutup naik 34,43 poin, atau 0,24%, ke posisi 14.670,95.
Indeks Nikkei rawan aksi profit taking setelah mengalami penguatan dalam lima sesi perdagangan terakhir.
Selain itu penguatan yen terhadap dollar diperkirakan akan memberatkan kinerja emiten Jepang berbasis ekspor. Tekanan makin diperburuk dari data penjualan ritel di April yang turun 4,4% dari perkiraan turun 3,3%. Data ini menunjukkan penurunan penjualan ritel tahunan tercepat sejak Maret 2011. Imbas dari data tersebut, saham ritel seperti Fast Retailing dan Seven & I akan tertekan.
Rekomendasi
Kospi
Sehari sebelumnya yang sempat berada di bawah 2.000, kemarin indeks Kospi catat kenaikan dengan kembali berada di atas level 2.000 berkat optimisme investor akan ekonomi global yang mendorong perburuan aset-aset berisiko.
Indeks Kospi ditutup naik 19,43 poin, atau 0,97%, ke posisi 2.017,06. Aksi pembelian asing mencapai 100,9 miliar won, ini aksi yang kedua belas kalinya secara beruntun. Saham-saham unggulan penopang indeks, diantaranya Samsung Electronics naik 1,85%, LG Electronics naik 1,85%. Sementara Hyundai Motor naik 0,44% dan Kia Motors naik 0,51%.
Keberhasilan berlabuh di level tertingginya dalam enam bulan perdagangan kemarin, indeks Kospi kini cenderung bergerak dalam range yang terbatas. Ditambah lagi investor coba bereaksi dari koreksi yang dialami indeks utama Wall Street. Kenaikan indeks terbatasi jelang dirilisnya data transaksi berjalan Korsel di April. Untuk perdagangan saham unggulan, seperti Samsung Electronics melonjak lebih dari 1%, sedangkan Hyundai Motor naik 0,9%.
Rekomendasi
Rabu, 28 Mei 2014
Jatuh 3 Minggu, EUR/USD Sudah Oversold?
EUR/USD tetap kesulitan lepas dari jeratan bearish, dengan isu
pelonggaran ECB masih membebaninya.
Posisinya masih dekat level terendah dalam dua bulan dan bergerak di bawah MA 200. Kejatuhan yang sudah dalam membuka peluang untuk rebound, meski tren belum bisa berubah.
Euro terus tertekan di tengah prospek ECB bakal melonggarkan kebijakannya minggu depan. Para pejabatnya Dua hari lalu, sang presiden Mario Draghi mengatakan pihaknya harus mewaspadai ancaman deflasi, dan langkah pre-emptif mungkin bisa dilakukan, seperti pembelian obligasi. Pernyataan itu memperkuat ekspektasi ECB tidak hanya akan memangkas suku bunga, tapi mengeluarkan kebijakan lainnya, bahkan yang mungkin non konvensional.
Euro terus melemah sejak Draghi bulan lalu mengumumkan sinyal bakal melonggarkan kebijakan. Euro sudah melemah selama tiga minggu, kini memasuki minggu keempat, bila terus berlanjut. Isu pelonggaran terus menekan performa mata uang tunggal Eropa itu. Tapi, hampir semua pejabat ECB menyebutkan adanya pelonggaran dalam rapat nanti.
Jadi pada dasarnya, prospek pelonggaran sudah terfaktorkan di pasar. Dengan kata lain, pasar sudah menyerap berita itu. Dengan kejatuhan euro yang sudah lumayan dalam, perlu diwaspadai adanya rebound.
Meski demikian, bukan berarti rebound itu bisa langsung menjadi tren baru. Arah euro bergantung pada seberapa dovish ECB nantinya.
Sedangkan dollar terangkat oleh data ekonomi AS, seperti durable goods orders yang menunjukkan kenaikan 0,8% selama April, di atas prediksi 0,7%. Indeks PMI sektor jasa AS naik ke 58,4 di Mei dari 55,0 di April. Sedangkan sentimen konsumen naik ke 83 di Mei dari 81,7 di April. Data perumahan juga mengindikasikan perbaikan. Secara garis besar, sebagian besar data itu bagus dan membuktikan pemulihan ekonomi AS masih berjalan. Namun semua itu dipandang belum bisa mengubah prospek kebijakan moneter the Fed yang masih tetap longgar untuk waktu yang lama.
Untuk besok, ada revisi data PDB AS kuartal pertama, yang diperkirakan ada perubahan dari 0,1% menjadi -0,5%. Itu berarti PDB mengalami kontraksi. Data yang buruk bisa menjadi alasan untuk mengkoreksi dollar yang terus menguat selama ini.
Secara teknikal, posisi masih di bawah MA 200, yang berarti masih dalam kondisi bearish. Tapi RSI (14) sudah berada di 29, di bawah 30 yang menandakan titik oversold. Stochastic (14,3,3) berada di 5, di bawah 20 yang juga berarti oversold. MACD (12,26,9) masih berada di area negatif, tapi sudah mendekati bottom. Support berada di $1,3600, bila ditutup di bawah itu, pair ini akan bergerak menuju $1,3580-$1,3550. Tapi ada peluang rebound di sana. Sebaliknya, bila mampu ditutup di atas MA 200 dan $1,3660, pair ini bisa bergerak menuju $1,3700.
Posisinya masih dekat level terendah dalam dua bulan dan bergerak di bawah MA 200. Kejatuhan yang sudah dalam membuka peluang untuk rebound, meski tren belum bisa berubah.
Euro terus tertekan di tengah prospek ECB bakal melonggarkan kebijakannya minggu depan. Para pejabatnya Dua hari lalu, sang presiden Mario Draghi mengatakan pihaknya harus mewaspadai ancaman deflasi, dan langkah pre-emptif mungkin bisa dilakukan, seperti pembelian obligasi. Pernyataan itu memperkuat ekspektasi ECB tidak hanya akan memangkas suku bunga, tapi mengeluarkan kebijakan lainnya, bahkan yang mungkin non konvensional.
Euro terus melemah sejak Draghi bulan lalu mengumumkan sinyal bakal melonggarkan kebijakan. Euro sudah melemah selama tiga minggu, kini memasuki minggu keempat, bila terus berlanjut. Isu pelonggaran terus menekan performa mata uang tunggal Eropa itu. Tapi, hampir semua pejabat ECB menyebutkan adanya pelonggaran dalam rapat nanti.
Jadi pada dasarnya, prospek pelonggaran sudah terfaktorkan di pasar. Dengan kata lain, pasar sudah menyerap berita itu. Dengan kejatuhan euro yang sudah lumayan dalam, perlu diwaspadai adanya rebound.
Meski demikian, bukan berarti rebound itu bisa langsung menjadi tren baru. Arah euro bergantung pada seberapa dovish ECB nantinya.
Sedangkan dollar terangkat oleh data ekonomi AS, seperti durable goods orders yang menunjukkan kenaikan 0,8% selama April, di atas prediksi 0,7%. Indeks PMI sektor jasa AS naik ke 58,4 di Mei dari 55,0 di April. Sedangkan sentimen konsumen naik ke 83 di Mei dari 81,7 di April. Data perumahan juga mengindikasikan perbaikan. Secara garis besar, sebagian besar data itu bagus dan membuktikan pemulihan ekonomi AS masih berjalan. Namun semua itu dipandang belum bisa mengubah prospek kebijakan moneter the Fed yang masih tetap longgar untuk waktu yang lama.
Untuk besok, ada revisi data PDB AS kuartal pertama, yang diperkirakan ada perubahan dari 0,1% menjadi -0,5%. Itu berarti PDB mengalami kontraksi. Data yang buruk bisa menjadi alasan untuk mengkoreksi dollar yang terus menguat selama ini.
Secara teknikal, posisi masih di bawah MA 200, yang berarti masih dalam kondisi bearish. Tapi RSI (14) sudah berada di 29, di bawah 30 yang menandakan titik oversold. Stochastic (14,3,3) berada di 5, di bawah 20 yang juga berarti oversold. MACD (12,26,9) masih berada di area negatif, tapi sudah mendekati bottom. Support berada di $1,3600, bila ditutup di bawah itu, pair ini akan bergerak menuju $1,3580-$1,3550. Tapi ada peluang rebound di sana. Sebaliknya, bila mampu ditutup di atas MA 200 dan $1,3660, pair ini bisa bergerak menuju $1,3700.
Risk Appetite, Emas Anjlok
Emas anjlok 2% kemarin setelah indeks S&P 500 meraih rekor tertingginya, mendorong risk appetite. Meredanya konflik di Ukraina serta turunnya import China ke Hong Kong turut memperberat sentimen.
Naiknya bursa saham Wall Street, dimana indeks S$P 500 mencapai rekor ke
1.911,611 berkat aktifitas merger serta perkiraan pemangkasan suku
bunga ECB, memicu investor melirik bursa saham. Perkiraan pemangkasan
suku bunga ECB muncul setelah komentar presiden ECB, Mario Draghi yang
mengatakan pihaknya harus mewaspadai ancaman deflasi, dan langkah
pre-emptif mungkin bisa dilakukan. Pernyataan itu memperkuat ekspektasi
ECB tidak hanya akan memangkas suku bunga, tapi mengeluarkan kebijakan
lainnya, bahkan yang mungkin non konvensional.
Risk appetite juga didorong oleh data durable good AS yang naik 0,8%
selama April, di atas prediksi 0,7% serta sentimen konsumen yang naik ke
83 di Mei dari 81,7 di April. Ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan AS,
mengurangi minat beli safe haven.
Meredanya ketegangan di Ukraina pasaca militer Ukraina mampu meredam
separatis pro-Rusia juga mengikis minat beli safe haven emas. Sentimen
kemudian diperparah oleh berita yang menyebutkan impor China dari Hong
Kong turun ke level terendah 14-bulan menjadi 67,040 ton di bulan
April, dari 85,128 ton di bulan Maret.
Dari sisi terknikal, penembusan support $1268 telah mengkofirmasi bearish continuation, dengan target penurunan selanjutnya berada di kisaram $1251 (Fibonacci expansion 100%). Sementara itu, sinyal positif hanya bisa didapat jika harga kembali bergerak di atas resistance $1268 – $1274.
Rekomendasi
Perbedaan Kebijakan Moneter Negara Maju
Secara umum, bank sentral negara maju masih menjalankan kebijakan
moneter yang akomodatif, demi merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun
kondisi ekonomi yang beragam membuat sebagian mulai memasuki fase
penyesuaian kebijakan. Ada yang sudah dalam jalur exit strategy, ada
yang mempertimbangkan pelonggaran, tapi ada juga yang mulai mengambil
ancang-ancang untuk ke arah pengetatan.
Dalam mempertimbangkan kebijakan, bank sentral tidak hanya mengevaluasi kondisi pertumbuhan dan inflasi. Namun bagaimana dampak suatu keputusan terhadap nilai tukar dan ekspektasi pasar keuangan. Sebelum mengambil keputusan, bank sentral juga harus memberi sinyal apa yang akan dilakukan, atau tidak dilakukan, dalam waktu dekat. Ini merupakan bagian dari bahasa komunikasi ke market. Bank sentral juga menerapkan apa yang disebut dengan forward guidance, yaitu bahasa komunikasi yang digunakan sebagai petunjuk kebijakan.
Berikut adalah ulasan mengenai kebijakan bank sentral negara maju, dimulai dari the Fed dan dilanjutkan oleh empat lainnya.
The Fed
Dalam Minutes terakhirnya disebutkan bahwa para pejabat membahas exit strategy dan opsi-opsi yang tersedia dalam menormalisasi kebijakan. Ini merupakan bentuk proses transisi seiring pemulihan ekonomi AS. Minutes itu mengindikasikan konsistensi dalam pengurangan stimulus atau pembelian obligasi. Tapi pembahasan mengenai normalisasi kebijakan itu hanya merupakan perencanaan, bukan pertanda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Dalam rapat bulan lalu, the Fed memangkas program pembelian obligasinya sebesar $10 miliar untuk keempat kalinya berturut-turut menjadi $45 miliar per bulan. Sejak krisis finansial, the Fed telah membeli lebih dari $3 triliun obligasi pemerintah dalam rangka menyuntikkan likuiditas ke sistem perbankan dalam rangka meransang pertumbuhan ekonomi.
The Fed mempertimbangkan beberapa alat sebelum menaikkan suku bunga, seperti menaikkan bunga di fasilitas simpanannya. Para pejabat juga mempertimbangkan reverse repurchase agreements, atau reverse repo, di mana the Fed meminjam uang dari bank dalam bunga tetap untuk menyerap likuiditas dar sistem keuangan. Opsi lainnya adalah term deposit facility, yaitu the Fed memberi bunga lebih tinggi pada bank yang menyimpan uangnya di sana lebih lama.
ECB
Di antara bank sentral negara maju, ECB sepertinya merupakan yang paling dovish, dalam arti satu-satunya yang sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan kebijakan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah ECB tertinggal dalam menerapkan kebijakan longgar. Di saat bank sentral lain sudah menerapkan stimulus jauh-jauh hari, ECB masih berkutat dengan isu inflasi dan pertumbuhan rendah. Baik pertumbuhan dan inflasi zona euro masih di bawah 1%.
Merespon kondisi itu, para pejabat ECB memberi sinyal siap mengambil tindakan dalam rapat mendatang. Ekonom dari BNP Paribas, Goldman Sachs sampai RBS memprediksikan Mario Draghi Dkk akan memangkas suku bunganya dalam rapat 5 Juni nanti. Tapi mereka juga memperkirakan bila bertindak, ECB kemungkinan mengeluarkan serangkaian kebijakan, tidak hanya sekedar pemangkasan. Menurut mereka, Selain memangkas rate acuan, ECB juga memangkas bunga simpanan menjadi negatif.
Beberapa hari yang lalu, Draghi mengatakan pihaknya mewaspadai spiral deflasi dan siap bertindak dengan opsi yang tersedia, termasuk pembelian obligasi. Namun banyak kalangan yang ragu apakah ECB benar-benar mau melakukan program pembelian obligasi, kalaupun iya mungkin bentuknya tidak akan seperti AS atau Jepang.
BOE
Seiring pemulihan ekonomi yang cukup pesat, BOE semakin mantap memasuki fase penyesuaian kebijakan.
Melalui minutes terbarunya, pasar melihat perbedaan prospek kebijakan moneter BOE dengan bank sentral lain. Dalam Minutes itu, disebutkan para pejabat BOE sudah membahas waktu kenaikan suku bunga.
Salah satu pejabatnya, Charlie Bean mengatakan agar supaya tidak tertinggal dalam mengambil kebijakan, BOE perlu menaikkan suku bunga lebih cepat. Tapi proses pengetatan harus dilakukan secara bertahap karena kondisi ekonomi masih butuh pemulihan.
Ia sudah berani memperkirakan suku bunga bisa mencapai 3% dalam lima tahun ke depan. Memang lama, tapi hanya BOE yang sudah punya proyeksi semacam itu.
Ekonomi Inggris tumbuh di atas 3,1% selama kuartal pertama, terpesat di antara negara maju. Kondisi ini memperkuat spekulasi BOE akan menjadi bank sentral G-7 pertama yang bisa menaikkan suku bunga. Menurut para ekonom, BOE bisa menaikkan suku bunganya pada awal 2015. Namun apresiasi mata uang berpotensi menghalangi kenaikan rate lebih cepat. Sang gubernur Mark Carney pernah menyatakan kekhawatiran soal apresiasi sterling.
BOJ
Ekonomi Jepang tumbuh 4% selama kuartal pertama, didorong oleh pembelanjaan konsumen yang melonjak untuk mengantisipasi kenaikan pajak penjualan April. Masih sulit membayangkan bagaimana kondisi ekonomi pasca kenaikan pajak penjualan. Sebelum ada data itu, banyak kalangan yang memperkirakan BOJ harus menambah stimulusnya, apalagi di tengah penguatan yen.
Namun kini beberapa pejabat BOJ optimis dengan prosek ekonomi dan inflasi, yang membuat mereka enggan untuk melonggarkan kebijakannya lagi. Sang gubernur Haruhiko Kuroda menegaskan pandangannya bahwa perkembangan ekonomi terlihat memuaskan dan inflasi sedang menuju target 2%.
Menurut data terakhir, inflasi inti sudah mencapai 1,3%. Tapi Kuroda juga mengatakan pihaknya siap melonggarkan kebijakannya lagi kalau perkembangan ekonomi dan finansial menghambat proses pencapaian target inflasi.
Pejabat lain, Deputi Gubernur Kikuo Iwata juga mengatakan hal senada, bahwa siap menambah stimulus kalau inflasi terus tetap di bawah target. Namun ia mengindikasikan kemungkinan mengurangi stimulus bila ekonomi memanas dan inflasi melebihi target 2%. Lewat pernyataan itu menunjukkan bahwa BOJ bersikap netral, masih wait-and-see sebelum mengambil keputusan. Sepertinya, BOJ tidak akan mempertimbangkan apapun sebelum ada data PDB kuartal kedua dan inflasi Juli.
RBA
Dalam Minutes terakhir, disebutkan bahwa para pejabat melihat belum perlunya mengubah kebijakan. RBA tidak menyebut indikasi adanya rencana untuk menaikkan suku bunga yang saat ini masih di rekor terendah 2,5%. Para pejabat merasa bahwa level saat ini masih tepat seiring perkembangan yang terjadi dalam ekonomi.
Menurut mereka, perkembangan ekonomi sesuai skenario, yang artinya proyeksi ekonomi dan inflasinya belum berubah. Dengan ekonomi tumbuh secara bertahap, inflasi diperkirakan terkendali.
Bahkan para pejabat memperkirakan pertumbuhan di kuartal mendatang masih di bawah tren karena ekspor lesu dan investasi masih merosot. Mereka juga memproyeksikan pertumbuhan juga akan dipengaruhi oleh konsolidasi fiskal, yaitu pemotongan anggaran belanja pemerintah dan adanya aturan pajak baru.
Sebelum ada pemotongan anggaran, banyak kalangan yang memperkirakan prospek kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan setelah Gubernur RBA Glenn Stevens Maret lalu mengatakan ekonomi mulai keluar dari periode pertumbuhan rendah. Pasar melihat RBA sudah menyelesaikan siklus pelonggarannya. Tapi kenaikan angka inflasi yang lebih rendah dari proyeksi di kuartal pertama menyusul lonjakan tajam di kuartal keempat memberi ruang ke RBA untuk menjaga rate tetap untuk waktu yang lebih lama.
Dalam mempertimbangkan kebijakan, bank sentral tidak hanya mengevaluasi kondisi pertumbuhan dan inflasi. Namun bagaimana dampak suatu keputusan terhadap nilai tukar dan ekspektasi pasar keuangan. Sebelum mengambil keputusan, bank sentral juga harus memberi sinyal apa yang akan dilakukan, atau tidak dilakukan, dalam waktu dekat. Ini merupakan bagian dari bahasa komunikasi ke market. Bank sentral juga menerapkan apa yang disebut dengan forward guidance, yaitu bahasa komunikasi yang digunakan sebagai petunjuk kebijakan.
Berikut adalah ulasan mengenai kebijakan bank sentral negara maju, dimulai dari the Fed dan dilanjutkan oleh empat lainnya.
The Fed
Dalam Minutes terakhirnya disebutkan bahwa para pejabat membahas exit strategy dan opsi-opsi yang tersedia dalam menormalisasi kebijakan. Ini merupakan bentuk proses transisi seiring pemulihan ekonomi AS. Minutes itu mengindikasikan konsistensi dalam pengurangan stimulus atau pembelian obligasi. Tapi pembahasan mengenai normalisasi kebijakan itu hanya merupakan perencanaan, bukan pertanda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Dalam rapat bulan lalu, the Fed memangkas program pembelian obligasinya sebesar $10 miliar untuk keempat kalinya berturut-turut menjadi $45 miliar per bulan. Sejak krisis finansial, the Fed telah membeli lebih dari $3 triliun obligasi pemerintah dalam rangka menyuntikkan likuiditas ke sistem perbankan dalam rangka meransang pertumbuhan ekonomi.
The Fed mempertimbangkan beberapa alat sebelum menaikkan suku bunga, seperti menaikkan bunga di fasilitas simpanannya. Para pejabat juga mempertimbangkan reverse repurchase agreements, atau reverse repo, di mana the Fed meminjam uang dari bank dalam bunga tetap untuk menyerap likuiditas dar sistem keuangan. Opsi lainnya adalah term deposit facility, yaitu the Fed memberi bunga lebih tinggi pada bank yang menyimpan uangnya di sana lebih lama.
ECB
Di antara bank sentral negara maju, ECB sepertinya merupakan yang paling dovish, dalam arti satu-satunya yang sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan kebijakan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah ECB tertinggal dalam menerapkan kebijakan longgar. Di saat bank sentral lain sudah menerapkan stimulus jauh-jauh hari, ECB masih berkutat dengan isu inflasi dan pertumbuhan rendah. Baik pertumbuhan dan inflasi zona euro masih di bawah 1%.
Merespon kondisi itu, para pejabat ECB memberi sinyal siap mengambil tindakan dalam rapat mendatang. Ekonom dari BNP Paribas, Goldman Sachs sampai RBS memprediksikan Mario Draghi Dkk akan memangkas suku bunganya dalam rapat 5 Juni nanti. Tapi mereka juga memperkirakan bila bertindak, ECB kemungkinan mengeluarkan serangkaian kebijakan, tidak hanya sekedar pemangkasan. Menurut mereka, Selain memangkas rate acuan, ECB juga memangkas bunga simpanan menjadi negatif.
Beberapa hari yang lalu, Draghi mengatakan pihaknya mewaspadai spiral deflasi dan siap bertindak dengan opsi yang tersedia, termasuk pembelian obligasi. Namun banyak kalangan yang ragu apakah ECB benar-benar mau melakukan program pembelian obligasi, kalaupun iya mungkin bentuknya tidak akan seperti AS atau Jepang.
BOE
Seiring pemulihan ekonomi yang cukup pesat, BOE semakin mantap memasuki fase penyesuaian kebijakan.
Melalui minutes terbarunya, pasar melihat perbedaan prospek kebijakan moneter BOE dengan bank sentral lain. Dalam Minutes itu, disebutkan para pejabat BOE sudah membahas waktu kenaikan suku bunga.
Salah satu pejabatnya, Charlie Bean mengatakan agar supaya tidak tertinggal dalam mengambil kebijakan, BOE perlu menaikkan suku bunga lebih cepat. Tapi proses pengetatan harus dilakukan secara bertahap karena kondisi ekonomi masih butuh pemulihan.
Ia sudah berani memperkirakan suku bunga bisa mencapai 3% dalam lima tahun ke depan. Memang lama, tapi hanya BOE yang sudah punya proyeksi semacam itu.
Ekonomi Inggris tumbuh di atas 3,1% selama kuartal pertama, terpesat di antara negara maju. Kondisi ini memperkuat spekulasi BOE akan menjadi bank sentral G-7 pertama yang bisa menaikkan suku bunga. Menurut para ekonom, BOE bisa menaikkan suku bunganya pada awal 2015. Namun apresiasi mata uang berpotensi menghalangi kenaikan rate lebih cepat. Sang gubernur Mark Carney pernah menyatakan kekhawatiran soal apresiasi sterling.
BOJ
Ekonomi Jepang tumbuh 4% selama kuartal pertama, didorong oleh pembelanjaan konsumen yang melonjak untuk mengantisipasi kenaikan pajak penjualan April. Masih sulit membayangkan bagaimana kondisi ekonomi pasca kenaikan pajak penjualan. Sebelum ada data itu, banyak kalangan yang memperkirakan BOJ harus menambah stimulusnya, apalagi di tengah penguatan yen.
Namun kini beberapa pejabat BOJ optimis dengan prosek ekonomi dan inflasi, yang membuat mereka enggan untuk melonggarkan kebijakannya lagi. Sang gubernur Haruhiko Kuroda menegaskan pandangannya bahwa perkembangan ekonomi terlihat memuaskan dan inflasi sedang menuju target 2%.
Menurut data terakhir, inflasi inti sudah mencapai 1,3%. Tapi Kuroda juga mengatakan pihaknya siap melonggarkan kebijakannya lagi kalau perkembangan ekonomi dan finansial menghambat proses pencapaian target inflasi.
Pejabat lain, Deputi Gubernur Kikuo Iwata juga mengatakan hal senada, bahwa siap menambah stimulus kalau inflasi terus tetap di bawah target. Namun ia mengindikasikan kemungkinan mengurangi stimulus bila ekonomi memanas dan inflasi melebihi target 2%. Lewat pernyataan itu menunjukkan bahwa BOJ bersikap netral, masih wait-and-see sebelum mengambil keputusan. Sepertinya, BOJ tidak akan mempertimbangkan apapun sebelum ada data PDB kuartal kedua dan inflasi Juli.
RBA
Dalam Minutes terakhir, disebutkan bahwa para pejabat melihat belum perlunya mengubah kebijakan. RBA tidak menyebut indikasi adanya rencana untuk menaikkan suku bunga yang saat ini masih di rekor terendah 2,5%. Para pejabat merasa bahwa level saat ini masih tepat seiring perkembangan yang terjadi dalam ekonomi.
Menurut mereka, perkembangan ekonomi sesuai skenario, yang artinya proyeksi ekonomi dan inflasinya belum berubah. Dengan ekonomi tumbuh secara bertahap, inflasi diperkirakan terkendali.
Bahkan para pejabat memperkirakan pertumbuhan di kuartal mendatang masih di bawah tren karena ekspor lesu dan investasi masih merosot. Mereka juga memproyeksikan pertumbuhan juga akan dipengaruhi oleh konsolidasi fiskal, yaitu pemotongan anggaran belanja pemerintah dan adanya aturan pajak baru.
Sebelum ada pemotongan anggaran, banyak kalangan yang memperkirakan prospek kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan setelah Gubernur RBA Glenn Stevens Maret lalu mengatakan ekonomi mulai keluar dari periode pertumbuhan rendah. Pasar melihat RBA sudah menyelesaikan siklus pelonggarannya. Tapi kenaikan angka inflasi yang lebih rendah dari proyeksi di kuartal pertama menyusul lonjakan tajam di kuartal keempat memberi ruang ke RBA untuk menjaga rate tetap untuk waktu yang lebih lama.
Dollar Rebound, Didorong Data
Dollar berhasil menyentuh level tertinggi dalam delapan minggu berkat
data ekonomi AS yang mengindikasikan stabilnya pemulihan. Sedangkan
euro kesulitan menanjak di tengah prospek pelonggaran ECB. Minimnya
katalis hari ini membuat pergerakan terbatas.
Dollar mendapat dorongan data serangkaian data, seperti durable goods orders yang menunjukkan kenaikan 0,8% selama April, di atas prediksi 0,7%. Sayangnya, orders barang modal anjlok 1,2%, lebih buruk dari prediksi 0,3%. Indeks PMI sektor jasa AS naik ke 58,4 di Mei dari 55,0 di April. Sedangkan sentimen konsumen naik ke 83 di Mei dari 81,7 di April. Data perumahan juga mengindikasikan perbaikan.
Secara garis besar, sebagian besar data itu bagus dan membuktikan pemulihan ekonomi AS masih berjalan.
Namun semua itu dipandang belum bisa mengubah prospek kebijakan moneter the Fed yang masih tetap longgar untuk waktu yang lama. Diperlukan perubahan ekonomi yang signifikan agar bisa mengubah prospek itu. Kondisi inilah yang mulai membatasi laju dollar. Lagi pula, penguatan greenback selama ini lebih didorong oleh kejatuhan euro.
Semakin membatasi laju dollar adalah tidak adanya even penting terjadwal di AS malam nanti. Bahkan tidak tertutup kemungkinan adanya potensi koreksi kecil. Indeks dollar stabil di 80,37 hari ini setelah menguat 0,3% kemarin dengan sempat menyentuh resistance 80,50. Sedangkan support di 80,00 tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah 79,80. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 101,90, masih bergerak dalam range 101,50 dan 102,30. Atas franc, dollar berada di 0,8965 setelah menguat 0,4% dengan sempat menembus resistance 0,8970.Penutupan di atas itu membuka peluang ke level psikologis 0,9000.
Beralih ke euro, mata uang tunggal Eropa itu gagal melanjutkan rebound di tengah ekspektasi ECB bakal melonggarkan kebijakan minggu depan. Tapi masih mampu bertahan di atas support. Euro diperdagangkan di $1,3633, masih di atas support $1,3600. Penutupan di bawah itu, bisa membawa euro ke $1,3580-1,3550. Tapi posisinya sudah hampir jenuh jual, ada potensi rebound. Meski demikian rebound itu sepertinya hanya sementara nantinya.
Mengenai mata uang lain, sterling diperdagangkan di $1,6810 setelah melemah 0,2% kemarin dan berada ke bawah support $1,6850. Level itu kini menjadi resistance dan support baru di $1,6720. Aussie bertengger di $0,9260 dan untuk bisa kembali bullish, harus ditutup di atas $0,9300. Sedangkan support di $0,9150.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Dollar mendapat dorongan data serangkaian data, seperti durable goods orders yang menunjukkan kenaikan 0,8% selama April, di atas prediksi 0,7%. Sayangnya, orders barang modal anjlok 1,2%, lebih buruk dari prediksi 0,3%. Indeks PMI sektor jasa AS naik ke 58,4 di Mei dari 55,0 di April. Sedangkan sentimen konsumen naik ke 83 di Mei dari 81,7 di April. Data perumahan juga mengindikasikan perbaikan.
Secara garis besar, sebagian besar data itu bagus dan membuktikan pemulihan ekonomi AS masih berjalan.
Namun semua itu dipandang belum bisa mengubah prospek kebijakan moneter the Fed yang masih tetap longgar untuk waktu yang lama. Diperlukan perubahan ekonomi yang signifikan agar bisa mengubah prospek itu. Kondisi inilah yang mulai membatasi laju dollar. Lagi pula, penguatan greenback selama ini lebih didorong oleh kejatuhan euro.
Semakin membatasi laju dollar adalah tidak adanya even penting terjadwal di AS malam nanti. Bahkan tidak tertutup kemungkinan adanya potensi koreksi kecil. Indeks dollar stabil di 80,37 hari ini setelah menguat 0,3% kemarin dengan sempat menyentuh resistance 80,50. Sedangkan support di 80,00 tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah 79,80. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 101,90, masih bergerak dalam range 101,50 dan 102,30. Atas franc, dollar berada di 0,8965 setelah menguat 0,4% dengan sempat menembus resistance 0,8970.Penutupan di atas itu membuka peluang ke level psikologis 0,9000.
Beralih ke euro, mata uang tunggal Eropa itu gagal melanjutkan rebound di tengah ekspektasi ECB bakal melonggarkan kebijakan minggu depan. Tapi masih mampu bertahan di atas support. Euro diperdagangkan di $1,3633, masih di atas support $1,3600. Penutupan di bawah itu, bisa membawa euro ke $1,3580-1,3550. Tapi posisinya sudah hampir jenuh jual, ada potensi rebound. Meski demikian rebound itu sepertinya hanya sementara nantinya.
Mengenai mata uang lain, sterling diperdagangkan di $1,6810 setelah melemah 0,2% kemarin dan berada ke bawah support $1,6850. Level itu kini menjadi resistance dan support baru di $1,6720. Aussie bertengger di $0,9260 dan untuk bisa kembali bullish, harus ditutup di atas $0,9300. Sedangkan support di $0,9150.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Data AS Angkat Wall Street, Asia Menghijau
Saham Asia menapaki zona hijau hari ini menyusul penguatan Wall
Street berkat data ekonomi AS, yang membawa indeks S&P 500 ke rekor
baru.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,15%. Indeks Nikkei menguat 0,13%, penguatan untuk enam sesi berturut-turut. Tapi lajunya mulai rendah karena aksi ambil untung. Indeks Kospi menguat 0,3%, didorong saham blue chip. Indeks Australia ASX 200 naik 0,3%. Indeks Singapura menanjak 0,2%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 0,11%.
Performa Wall Street masih positif, dengan indeks S&P 500 mencetak rekor baru, didukung oleh data ekonomi AS yang memuaskan. Durable goods orders naik 0,8% selama April, lebih baik dari prediksi ,7%. Indeks PMI sektor jasa AS naik ke 58,4 di Mei dari 55,0 di April. Data perumahan juga mengindikasikan perbaikan.
Data yang mendapat perhatian hari ini di Asia adalah laba industrial (industrial profit) China untuk April. Di Maret laba tumbuh 10,1%, maka untuk April dihadapkan ada peningkatan. Tidak ada data AS terjadwal malam nanti.
Sentimen positif menyelimuti pergerakan saham regional. Tapi karena penguatan yang sudah tajam, laju kemungkinan mulai mengendur. Saham AS juga sudah mencapai valuasi yang tinggi, dan banyak kalangan yang khawatir akan terjadi koreksi. Minggu depan bisa menjadi penentu, dengan diumumkannya data ketenagakerjaan AS.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,15%. Indeks Nikkei menguat 0,13%, penguatan untuk enam sesi berturut-turut. Tapi lajunya mulai rendah karena aksi ambil untung. Indeks Kospi menguat 0,3%, didorong saham blue chip. Indeks Australia ASX 200 naik 0,3%. Indeks Singapura menanjak 0,2%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 0,11%.
Performa Wall Street masih positif, dengan indeks S&P 500 mencetak rekor baru, didukung oleh data ekonomi AS yang memuaskan. Durable goods orders naik 0,8% selama April, lebih baik dari prediksi ,7%. Indeks PMI sektor jasa AS naik ke 58,4 di Mei dari 55,0 di April. Data perumahan juga mengindikasikan perbaikan.
Data yang mendapat perhatian hari ini di Asia adalah laba industrial (industrial profit) China untuk April. Di Maret laba tumbuh 10,1%, maka untuk April dihadapkan ada peningkatan. Tidak ada data AS terjadwal malam nanti.
Sentimen positif menyelimuti pergerakan saham regional. Tapi karena penguatan yang sudah tajam, laju kemungkinan mulai mengendur. Saham AS juga sudah mencapai valuasi yang tinggi, dan banyak kalangan yang khawatir akan terjadi koreksi. Minggu depan bisa menjadi penentu, dengan diumumkannya data ketenagakerjaan AS.
Asia Coba Bertahan Positif
Nikkei
Indeks Nikkei dalam perdagangan kemarin berfluktuasi besar dimana pergerakan yen masih menjadi pemicu utamanya di tengah minimnya katalis dari AS. Kenaikan indeks kali ini yang keempat kalinya berkat serangkaian data dari Tiongkok. Indeks Nikkei ditutup menguat 34,00 poin, atau 0,23%, ke posisi 14.636,52, merupakan area tertingginya dalam enam pekan
Indeks Nikkei memasuki penguatan untuk enam sesi berturut-turut, menuju level tertinggi dalam enam minggu, didukung oleh data ekonomi AS dan pelemahan yen. Tapi laju mulai mengendur karena adanya aksi ambil untung. Even yang layak mendapat perhatian hari ini dalah pidato Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dalam konferensi. Investor diperkirakan bereaksi positif dari membaiknya data AS. Selain itu, investor kini coba mencermati kenaikan indeks yang tajam belakangan ini dapat memicu profit taking.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi gagal bertahan di atas 2.000 pada perdagangan kemarin untuk kali pertama dalam dua pekan terakhir. Aksi jual yang dilakukan investor dikarenakan berkurangnya faktor pendorong sentiment, khususnya pemulihan ekonomi. Indeks Kospi ditutup turun 12,72%, atau 0,63%, ke posisi 1.997,63, merupakan penutupan tertingginya tahun ini.
Indeks Kospi berhasil rebound dari level terendah dalam dua minggu menyusul laju Wall Street dan data ekonomi AS. Saham blue chip seperti Samsung dan LG masih mendorong indeks. Saham bank juga bullish. Tapi Minutes dari BOK kemarin mengungkapkan kekhawatiran mengenai kondisi belanja konsumen, mempengaruhi sentiment investor. Waspadai koreksi jangka pendek indeks bila kembali tutup di bawah 2.000.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng ditutup turun kemarin, ke level terendahnya dalam sepekan terakhir. Jatuhnya ritel tidak lepas karena kekhawatiran kebijakan pemeritah yang membatasi kunjungan turis. Saham Wharf Holdings Ltd jatuh 3,5% yang menjadi penyumbang terbesar penurunan indeks Hang Seng, kebijakan pemerintah akan kunjungan turis, ditambah Bank of America menurunkan rating saham itu menjadi neutral dari buy. Indeks Hang Seng ditutup turun 18,88 poin, atau 0,08%, ke posisi 22.944,30.
Indeks Hang Seng bergerak positif mengikuti Wall Street setelah berakhir flat kemarin. Tapi saham China terkoreksi, memberi tekanan tersendiri. Fokus tertuju ke data laba industrial Tiongkok. Kemarin, investor menyambut sinyal positif dari Beijing yang berencana menyesuaikan kebijakan untuk membantu pertumbuhan.
Rekomendasi
Indeks Nikkei dalam perdagangan kemarin berfluktuasi besar dimana pergerakan yen masih menjadi pemicu utamanya di tengah minimnya katalis dari AS. Kenaikan indeks kali ini yang keempat kalinya berkat serangkaian data dari Tiongkok. Indeks Nikkei ditutup menguat 34,00 poin, atau 0,23%, ke posisi 14.636,52, merupakan area tertingginya dalam enam pekan
Indeks Nikkei memasuki penguatan untuk enam sesi berturut-turut, menuju level tertinggi dalam enam minggu, didukung oleh data ekonomi AS dan pelemahan yen. Tapi laju mulai mengendur karena adanya aksi ambil untung. Even yang layak mendapat perhatian hari ini dalah pidato Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dalam konferensi. Investor diperkirakan bereaksi positif dari membaiknya data AS. Selain itu, investor kini coba mencermati kenaikan indeks yang tajam belakangan ini dapat memicu profit taking.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi gagal bertahan di atas 2.000 pada perdagangan kemarin untuk kali pertama dalam dua pekan terakhir. Aksi jual yang dilakukan investor dikarenakan berkurangnya faktor pendorong sentiment, khususnya pemulihan ekonomi. Indeks Kospi ditutup turun 12,72%, atau 0,63%, ke posisi 1.997,63, merupakan penutupan tertingginya tahun ini.
Indeks Kospi berhasil rebound dari level terendah dalam dua minggu menyusul laju Wall Street dan data ekonomi AS. Saham blue chip seperti Samsung dan LG masih mendorong indeks. Saham bank juga bullish. Tapi Minutes dari BOK kemarin mengungkapkan kekhawatiran mengenai kondisi belanja konsumen, mempengaruhi sentiment investor. Waspadai koreksi jangka pendek indeks bila kembali tutup di bawah 2.000.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng ditutup turun kemarin, ke level terendahnya dalam sepekan terakhir. Jatuhnya ritel tidak lepas karena kekhawatiran kebijakan pemeritah yang membatasi kunjungan turis. Saham Wharf Holdings Ltd jatuh 3,5% yang menjadi penyumbang terbesar penurunan indeks Hang Seng, kebijakan pemerintah akan kunjungan turis, ditambah Bank of America menurunkan rating saham itu menjadi neutral dari buy. Indeks Hang Seng ditutup turun 18,88 poin, atau 0,08%, ke posisi 22.944,30.
Indeks Hang Seng bergerak positif mengikuti Wall Street setelah berakhir flat kemarin. Tapi saham China terkoreksi, memberi tekanan tersendiri. Fokus tertuju ke data laba industrial Tiongkok. Kemarin, investor menyambut sinyal positif dari Beijing yang berencana menyesuaikan kebijakan untuk membantu pertumbuhan.
Rekomendasi
Kamis, 22 Mei 2014
Dollar Stabil Pasca Fed Minutes
Dollar stabil atas rivalnya setelah Minutes dari the Fed menyebutkan
pengurangan stimulus tetap berjalan, tapi kenaikan suku bunga masih
jauh. Sedangkan sterling berhasil reli kemarin setelah BOE Minutes
menunjukkan adanya pembahas soal kenaikan rate.
Minutes dari rapat the Fed yang digelar 29-30 April menunjukkan para pejabat mengakui adanya perbaikan kondisi ekonomi dan lapangan kerja. Mereka membahas exit strategy dan opsi-opsi yang tersedia dalam menormalisasi kebijakan. Pembahasan terkait bagaimana the Fed bisa menyelesaikan kebijakan akomodatif dan alat apa yang paling efektif sebagai sinyal the Fed meninggalkan pembelian obligasi dan bunga nol persen.
Ini merupakan bentuk proses transisi seiring pemulihan ekonomi AS. Minutes itu mengindikasikan konsistensi dalam pengurangan stimulus atau pembelian obligasi. Tapi pembahasan mengenai normalisasi kebijakan itu hanya merupakan perencanaan, bukan pertanda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Dalam minutes itu, tidak ada indikasi mengenai waktu kapan the Fed bisa memperketat kebijakan.
Beberapa data AS yang terjadwal malam nanti antara lain existing home sales, leading indicators, initial jobless claims dan indeks PMI manufaktur. Kecuali angkanya fantastis, semua data itu sepertinya tidak akan berpengaruh banyak ke dollar, bergerak cukup fluktuatif kemarin, tapi ditutup di range tidak jauh beda dari sesi sebelumnya.
Indeks dollar menguat 0,1% ke 80,15 hari ini, setelah bergerak di antara 79,92 dan 80,34 kemarin. Indeks itu gagal ditutup di atas resistance 80,30 tapi mampu bertahan di atas support 79,80. Kondisi bearish terbentuk bila jatuh ke bawah support. Dollar melanjutkan rebound atas yen dengan menguat 0,2% ke 101,52 setelah bangkit 0,5% kemarin. Penutupan di atas 101,50 membuka peluang ke 101,90, tapi kondisi bullish baru terlihat bila bergerak di atas 102. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,8935 setelah menyentuh high 0,8964 kemarin, tertinggi sejak 13 Februari. Resistance masih di 0,8950 dan support di 0,8880.
Sterling menjadi mata uang dengan performa terbaik kemarin menyusul BOE Minutes yang mengindikasikan waktu kenaikan suku bunga semakin dekat. Minutes itu menunjukan para pejabat mewaspadai kondisi inflasi dan membahas strategi terbaik untuk menaikkan suku bunga. Beberapa pejabat melihat perlunya pengetatan kebijakan dilakukan lebih cepat agar bisa dilakukan bertahap.
Ini mengukuhkan ekspektasi bahwa BOE bisa menjadi bank sentral negara maju pertama yang menaikan rate, diperkirakan awal 2015. Sterling diperdagangkan di $1,6885 setelah menguat 0,6% kemarin, dengan sempat menyentuh $1,6900. Range pergerakan kini di $1,6850 dan $1,6950.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Minutes dari rapat the Fed yang digelar 29-30 April menunjukkan para pejabat mengakui adanya perbaikan kondisi ekonomi dan lapangan kerja. Mereka membahas exit strategy dan opsi-opsi yang tersedia dalam menormalisasi kebijakan. Pembahasan terkait bagaimana the Fed bisa menyelesaikan kebijakan akomodatif dan alat apa yang paling efektif sebagai sinyal the Fed meninggalkan pembelian obligasi dan bunga nol persen.
Ini merupakan bentuk proses transisi seiring pemulihan ekonomi AS. Minutes itu mengindikasikan konsistensi dalam pengurangan stimulus atau pembelian obligasi. Tapi pembahasan mengenai normalisasi kebijakan itu hanya merupakan perencanaan, bukan pertanda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Dalam minutes itu, tidak ada indikasi mengenai waktu kapan the Fed bisa memperketat kebijakan.
Beberapa data AS yang terjadwal malam nanti antara lain existing home sales, leading indicators, initial jobless claims dan indeks PMI manufaktur. Kecuali angkanya fantastis, semua data itu sepertinya tidak akan berpengaruh banyak ke dollar, bergerak cukup fluktuatif kemarin, tapi ditutup di range tidak jauh beda dari sesi sebelumnya.
Indeks dollar menguat 0,1% ke 80,15 hari ini, setelah bergerak di antara 79,92 dan 80,34 kemarin. Indeks itu gagal ditutup di atas resistance 80,30 tapi mampu bertahan di atas support 79,80. Kondisi bearish terbentuk bila jatuh ke bawah support. Dollar melanjutkan rebound atas yen dengan menguat 0,2% ke 101,52 setelah bangkit 0,5% kemarin. Penutupan di atas 101,50 membuka peluang ke 101,90, tapi kondisi bullish baru terlihat bila bergerak di atas 102. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,8935 setelah menyentuh high 0,8964 kemarin, tertinggi sejak 13 Februari. Resistance masih di 0,8950 dan support di 0,8880.
Sterling menjadi mata uang dengan performa terbaik kemarin menyusul BOE Minutes yang mengindikasikan waktu kenaikan suku bunga semakin dekat. Minutes itu menunjukan para pejabat mewaspadai kondisi inflasi dan membahas strategi terbaik untuk menaikkan suku bunga. Beberapa pejabat melihat perlunya pengetatan kebijakan dilakukan lebih cepat agar bisa dilakukan bertahap.
Ini mengukuhkan ekspektasi bahwa BOE bisa menjadi bank sentral negara maju pertama yang menaikan rate, diperkirakan awal 2015. Sterling diperdagangkan di $1,6885 setelah menguat 0,6% kemarin, dengan sempat menyentuh $1,6900. Range pergerakan kini di $1,6850 dan $1,6950.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Outflow, FOMC Minutes Tekan Emas
Emas kembali mendapat tekanan setelah cadangan di reksadana berbasis
emas mengalami penurunan dalan tiga minggu. Penurunan juga terjadi
setelah the Fed mengindikasikan konsistensi taper pada FOMC minutes
semalam.
SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas, mengatakan bahwa cadangannya turun sebesar 3,3 ton menjadi 776,89 ton pada hari Rabu, terendah sejak Desember 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa minat investasi terhadap emas masih rendah.
Selain itu, ekspekatasi berlanjutnya pengurangan juga menyebabkan turunnya harga emas. Pada Minutes dari rapat the Fed yang digelar 29-30 April menunjukkan para pejabat mengakui adanya perbaikan kondisi ekonomi dan lapangan kerja.
Mereka membahas exit strategy dan opsi-opsi yang tersedia dalam menormalisasi kebijakan. Minutes itu mengindikasikan konsistensi dalam pengurangan stimulus atau pembelian obligasi.
Dari sisi teknikal, trend keseluruhan masih berupa flat- turun. Harga masih belum mampu berthan di atas $1300, menunjukkan bahwa tekanan bearish masih berlanjut. Support berada di di kisaran $1.274 – $1281.
Penembusan level support akan membuka potensi pelemhan lanjutan menuju kisaran $1251 – $1265.
Sementara itu, jika mampu bertahan di atas resistance $1300, maka trend bearish jangka pendek akan berakhir, dan harga berpeluang naik me kisaran $1308 – $1312.
Rekomendasi
SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas, mengatakan bahwa cadangannya turun sebesar 3,3 ton menjadi 776,89 ton pada hari Rabu, terendah sejak Desember 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa minat investasi terhadap emas masih rendah.
Selain itu, ekspekatasi berlanjutnya pengurangan juga menyebabkan turunnya harga emas. Pada Minutes dari rapat the Fed yang digelar 29-30 April menunjukkan para pejabat mengakui adanya perbaikan kondisi ekonomi dan lapangan kerja.
Mereka membahas exit strategy dan opsi-opsi yang tersedia dalam menormalisasi kebijakan. Minutes itu mengindikasikan konsistensi dalam pengurangan stimulus atau pembelian obligasi.
Dari sisi teknikal, trend keseluruhan masih berupa flat- turun. Harga masih belum mampu berthan di atas $1300, menunjukkan bahwa tekanan bearish masih berlanjut. Support berada di di kisaran $1.274 – $1281.
Penembusan level support akan membuka potensi pelemhan lanjutan menuju kisaran $1251 – $1265.
Sementara itu, jika mampu bertahan di atas resistance $1300, maka trend bearish jangka pendek akan berakhir, dan harga berpeluang naik me kisaran $1308 – $1312.
Rekomendasi
Asia Terangkat Wall Street, PMI China Dinanti
Nikkei
Indeks Nikkei ditutup turun terpukul karena penguatan yen baru-baru ini. Selain itu, investor juga dikecewakan pernyataan kebijakan gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ), Haruhiko Kuroda bahwa belum saatnya pelonggaran moneter lanjutan. Indeks Nikkei ditutup turun 33,08 poin, atau 0,24%, ke posisi 14.042,17, setelah sempat menyentuh level 13.964,43, terendahnya dalam lima pekan.
Indeks Nikkei catat kenaikan perdagangan kali ini menyusul penguatan saham-saham berbasis ekspor karena menyambut baik dari pelemahan yen. Yen sempat menguat ke level 3,5 bulan 100,80 per dollar semalam, tapi berbalik melemah di penutupan perdagangan setelah minutes the Fed yang mengatakan kenaikan suku bunga tdaik dalam waktu dekat. Saham Sony melonjak lebih dari 1% sebelumnya diumumkannya restrukturisai.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi catat pelemahan di hari ketiganya pekan ini di tengah lesunya pergerakan bursa utama Asia. Disamping itu, investor juga menantikan Fed Minutes. Minutes dari rapat April itu diharapkan memaparkan bagaimana para pejabat the Fed membahas isu seputar ekonomi, taper dan konsistensinya. Indeks Kospi ditutup turun 2,93 poin, atau 0,15%, ke posisi 2.008,33.
Saham-saham unggulan menjadi penopang laju indeks Kospi diawal perdagangan kali ini, dimana Hyundai Motor, LG Electronics dan Kia Motors menguat 1%. Bersamaan dengan itu, sentimen pasar juga terangkat dari kenaikan bursa saham AS. Meski menguat laju indeks Kospi bisa terbatasi bila data China di bawah ekspektasi, ini dapat memicu aksi ambil untung setelah indeks berhasil menyentuh level 2000an.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng berakhir flat kemarin, dimana gain yang ditorehkan Lenovo Group berkat kinerja keuangan korporat yang mengesankan mengimbangi jatuhnya saham HSBC Holdings dan operator kereta api MTR Corp Ltd. Indeks Hang Seng ditutup flat di 22.836,52, atau 0,01%, dengan 1,84 poin. Lenovo, selaku vendor terbesar keempat dunia berhasil menguat 3,4% setelah mencatatkan laba bersih yang sesuai dengan perkiraan sebesar $ 8172 juta untuk tahun fiskal 2013/14.
Sempat flat kemarin, kini indeks Hang Seng berpotensi menguji resisten psikologi 23.000 menyusul relinya indeks utama Wall Street. Laju indeks Wall Street dipicu kebijakan suku bunga rendah the Fed hingga pertengahan tahun depan. Laju indeks Hang Seng kini diuji dengan rilisan data manufaktur PMI versi HSBC untuk Mei, prediksi naik 48,4 dari 48,1.
Rekomendasi
Indeks Nikkei ditutup turun terpukul karena penguatan yen baru-baru ini. Selain itu, investor juga dikecewakan pernyataan kebijakan gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ), Haruhiko Kuroda bahwa belum saatnya pelonggaran moneter lanjutan. Indeks Nikkei ditutup turun 33,08 poin, atau 0,24%, ke posisi 14.042,17, setelah sempat menyentuh level 13.964,43, terendahnya dalam lima pekan.
Indeks Nikkei catat kenaikan perdagangan kali ini menyusul penguatan saham-saham berbasis ekspor karena menyambut baik dari pelemahan yen. Yen sempat menguat ke level 3,5 bulan 100,80 per dollar semalam, tapi berbalik melemah di penutupan perdagangan setelah minutes the Fed yang mengatakan kenaikan suku bunga tdaik dalam waktu dekat. Saham Sony melonjak lebih dari 1% sebelumnya diumumkannya restrukturisai.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi catat pelemahan di hari ketiganya pekan ini di tengah lesunya pergerakan bursa utama Asia. Disamping itu, investor juga menantikan Fed Minutes. Minutes dari rapat April itu diharapkan memaparkan bagaimana para pejabat the Fed membahas isu seputar ekonomi, taper dan konsistensinya. Indeks Kospi ditutup turun 2,93 poin, atau 0,15%, ke posisi 2.008,33.
Saham-saham unggulan menjadi penopang laju indeks Kospi diawal perdagangan kali ini, dimana Hyundai Motor, LG Electronics dan Kia Motors menguat 1%. Bersamaan dengan itu, sentimen pasar juga terangkat dari kenaikan bursa saham AS. Meski menguat laju indeks Kospi bisa terbatasi bila data China di bawah ekspektasi, ini dapat memicu aksi ambil untung setelah indeks berhasil menyentuh level 2000an.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng berakhir flat kemarin, dimana gain yang ditorehkan Lenovo Group berkat kinerja keuangan korporat yang mengesankan mengimbangi jatuhnya saham HSBC Holdings dan operator kereta api MTR Corp Ltd. Indeks Hang Seng ditutup flat di 22.836,52, atau 0,01%, dengan 1,84 poin. Lenovo, selaku vendor terbesar keempat dunia berhasil menguat 3,4% setelah mencatatkan laba bersih yang sesuai dengan perkiraan sebesar $ 8172 juta untuk tahun fiskal 2013/14.
Sempat flat kemarin, kini indeks Hang Seng berpotensi menguji resisten psikologi 23.000 menyusul relinya indeks utama Wall Street. Laju indeks Wall Street dipicu kebijakan suku bunga rendah the Fed hingga pertengahan tahun depan. Laju indeks Hang Seng kini diuji dengan rilisan data manufaktur PMI versi HSBC untuk Mei, prediksi naik 48,4 dari 48,1.
Rekomendasi
Senin, 19 Mei 2014
Emas Masih Sulit Menembus $1300
Harga emas masih diperdagangkan di bawah $1.300 pada perdagangan hari
ini di Asia, ditengah outlook pemulihan ekonomi AS dan dampaknya
terhadap kebijakan stimulus, serta ketegangan di Ukraina.
Tarik menarik sentimen tersebut membuat harga emas berfluktuasi. Positifnya data-data AS mendukung konsistensi the Fed untuk melanjutkan pengurangan stimulus (taper). Isu taper menjadi pemberat sentimen buat emas. The Fed telah mengumumkan pengurangan stimulus pada empat rapatnya terakhir.
Namun, kejatuhan emas ini mampu ditopang setelah munculnya ketegangan di Ukraina. Di tahun inii, logam mulia tersebut telah menguat sekitar 7,7% berkat meningkatnya permintaan safe haven ditengah konflik Ukraina.
Faktor yang akan menentukan pergerakan emas minggu ini adalah FOMC minutes dan pidato ketua the Fed Janet Yellen. Situasi di Ukraina yang tidak menentu berpotensi menjaga harga dari kejatuhan yang dalam.
Namun, permintaan fisik dan minat investasi yang masih rendah membuat harga kesulitan menanjak signifikan. Hal ini terlihat dari sulitnya harga menembus level psikologis $1300
Sementara dari sisi teknikal, terlihat bahwa harga masih bergerak di bawah support $1300, indikasi trend jangka pendek masih bearish. Indikator stochastic dead cross, mendukung penurunan lanjutan. Trend bearish jangka pendek ini bisa berakhir jika harga mampu ditutup di atas resistance $1300, dengan potensi kenaikan menuju kisaran $1304 (resistance trend line).Sementara support terdekat berada di $1287, jika tembus, penurunan bisa berlanjut menuju kisaran $1274 – $1281.
Rekomendasi
Tarik menarik sentimen tersebut membuat harga emas berfluktuasi. Positifnya data-data AS mendukung konsistensi the Fed untuk melanjutkan pengurangan stimulus (taper). Isu taper menjadi pemberat sentimen buat emas. The Fed telah mengumumkan pengurangan stimulus pada empat rapatnya terakhir.
Namun, kejatuhan emas ini mampu ditopang setelah munculnya ketegangan di Ukraina. Di tahun inii, logam mulia tersebut telah menguat sekitar 7,7% berkat meningkatnya permintaan safe haven ditengah konflik Ukraina.
Faktor yang akan menentukan pergerakan emas minggu ini adalah FOMC minutes dan pidato ketua the Fed Janet Yellen. Situasi di Ukraina yang tidak menentu berpotensi menjaga harga dari kejatuhan yang dalam.
Namun, permintaan fisik dan minat investasi yang masih rendah membuat harga kesulitan menanjak signifikan. Hal ini terlihat dari sulitnya harga menembus level psikologis $1300
Sementara dari sisi teknikal, terlihat bahwa harga masih bergerak di bawah support $1300, indikasi trend jangka pendek masih bearish. Indikator stochastic dead cross, mendukung penurunan lanjutan. Trend bearish jangka pendek ini bisa berakhir jika harga mampu ditutup di atas resistance $1300, dengan potensi kenaikan menuju kisaran $1304 (resistance trend line).Sementara support terdekat berada di $1287, jika tembus, penurunan bisa berlanjut menuju kisaran $1274 – $1281.
Rekomendasi
Data Indikasikan Perbaikan Ekonomi Jepang
Perusahaan Jepang mengalami peningkatan permintaan mesin dan
memperkirakan prospek semakin cerah ke depan. Data ini menyusul laporan
yang menunjukkan ekonomi tumbuh pesat selama kuartal pertama,
mengindikasikan dampak kenaikan pajak penjualan tidak seburuk yang
ditakutkan.
Data hari ini menunjukkan machinery orders meningkat 19,1% selama Maret setelah merosot 4,6% di Februari. Angka Maret itu jauh lebih tinggi dari prediksi 6% dan merupakan yang tertinggi sejak 1996. Selama kuartal pertama, order naik 4,2%. Perusahaan yang disurvei oleh Kantor Kabinet juga memperkirakan permintaan akan tumbuh 0,4% di kuartal kedua dari kuartal pertama, yang menjadikan kenaikan empat kuartal berturut-turut.
Para pengamat awalnya mengira perusahaan berhati-hati dalam melakukan pembelanjaan modal karena ketidakpastian dampak kenaikan pajak penjualan dan ekspor lesu. Makanya, data itu cukup mengejutkan.
Data ini mengindikasikan bahwa bisnis mulai melihat prospek pemulihan stabil. Kondisi bisnis yang lebih baik, termasuk sektor properti, dan rendahnya suku bunga mendorong minat perusahaan berbelanja.
Para pengamat memperkirakan ekonomi akan melanjutkan pemulihan di musim panas, didukung oleh pembelanjaan modal. Pembelanjaan modal dianggap pengamat sebagai kunci yang menjaga ekonomi setelah kenaikan pajak penjualan April lalu. Sebagai bentuk optimisme pada ekonomi, Kantor Kabinet menaikkan proyeksi machinery orders dengan mengatakan dalam tren kenaikan.
Data ini datang menyusul laporan yang menunjukkan PDB tumbuh 5,9% di kuartal pertama, lebih tinggi dari prediksi 4,2%. Pesatnya angka pertumbuhan ini disebabkan oleh konsumsi domestik, di mana pembelanjaan konsumen melonjak karena antisipasi kenaikan pajak penjualan. Semua data itu mengindikasikan resiliensi ekonomi dan mendukung posisi bank sentral bahwa stimulus belum diperlukan lagi.
Data hari ini menunjukkan machinery orders meningkat 19,1% selama Maret setelah merosot 4,6% di Februari. Angka Maret itu jauh lebih tinggi dari prediksi 6% dan merupakan yang tertinggi sejak 1996. Selama kuartal pertama, order naik 4,2%. Perusahaan yang disurvei oleh Kantor Kabinet juga memperkirakan permintaan akan tumbuh 0,4% di kuartal kedua dari kuartal pertama, yang menjadikan kenaikan empat kuartal berturut-turut.
Para pengamat awalnya mengira perusahaan berhati-hati dalam melakukan pembelanjaan modal karena ketidakpastian dampak kenaikan pajak penjualan dan ekspor lesu. Makanya, data itu cukup mengejutkan.
Data ini mengindikasikan bahwa bisnis mulai melihat prospek pemulihan stabil. Kondisi bisnis yang lebih baik, termasuk sektor properti, dan rendahnya suku bunga mendorong minat perusahaan berbelanja.
Para pengamat memperkirakan ekonomi akan melanjutkan pemulihan di musim panas, didukung oleh pembelanjaan modal. Pembelanjaan modal dianggap pengamat sebagai kunci yang menjaga ekonomi setelah kenaikan pajak penjualan April lalu. Sebagai bentuk optimisme pada ekonomi, Kantor Kabinet menaikkan proyeksi machinery orders dengan mengatakan dalam tren kenaikan.
Data ini datang menyusul laporan yang menunjukkan PDB tumbuh 5,9% di kuartal pertama, lebih tinggi dari prediksi 4,2%. Pesatnya angka pertumbuhan ini disebabkan oleh konsumsi domestik, di mana pembelanjaan konsumen melonjak karena antisipasi kenaikan pajak penjualan. Semua data itu mengindikasikan resiliensi ekonomi dan mendukung posisi bank sentral bahwa stimulus belum diperlukan lagi.
Regional Bervariasi Kendati Wall Street Menguat
Nikkei
Indeks Nikkei berakhir jatuh akhir pekan lalu dengan membukukan penurunan ketiga mingguan. Jatuhnya indeks tidak lepas dari penguatan yen, penurunan tajam imbal hasil obligasi AS dan merosotnya indeks utama Wall Street. Japan Display, produsen terbesar layar smarthphone dan tablet serta penyuplai Apple, jatuh 12,05% ke 518 yen karea pospek tahunan yang dibawah ekspektasi. Indeks Nikkei ditutup jatuh 201,62 poin, atau 1,41%, ke posisi 14.096,59. Untuk pekan lalu indeks telah turun 0,7%.
Indeks Nikkei rebound dari level terendah dalam seminggu terakhir berkat data industri yang mengesankan. Machinery orders tumbuh 16,1% di Maret, melampaui prediksi 4,2%. Ini mengindikasikan adanya pertumbuhan permintaan swasta. Sayangnya, yen masih dekat level tertinggi dalam sebulan, berpotensi semakin kuat menuju 101 per dollar. Alhasil, rebound hari ini masih rentan.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi menguat terbatas penutupan Jumat lalu. Pembelian sempat terjadi di sektor teknologi dan produsen baja oleh investor asing, tapi diimbangi tekanan jual yang dialami sektor otomotif dan sektor unggulan lainnya. Indeks Kospi ditutup naik 3,24 poin, atau 0,16%, ke posisi 2.013,44. Indeks sempat terkoreksi ke level 1.997,27 karena profit taking, tapi kejatuhan itu terpangkas karena berlanjutnya pembelian investor asing.
Indeks Kospi melemah akibat jatuhnya saham Posco menjelang rencana restrukturisasi produsen baja itu hari ini. Setelah mengalami performa buruk selama lima bulan terakhir, saham Korsel punya peluang bangkit, dibantu oleh pembelian asing. Indeks berhasil kembali ke level 2000 minggu lalu, didorong aksi beli asing. Tapi kondisi regional yang minim katalis bisa memicu aksi profit taking. Isu perlambatan China biasanya menjadi pemicu.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng akhiri perdagangan minggu lalu berakhir negatif mengikuti penurunan idneks utama Wall Street. Penurunan ini mengakhiri kenaikan beruntun dalam enam hari. Aksi profit taking menjadi pemicu menurunnya indeks di tengah kecemasan prospek ekonomi dunia setelah PDB Eropa dan melonjaknya kredit macet di Tiongkok. Indeks Hang Seng ditutup turun 17,95 poin, atau 0,08%, ke posisi 22.712,91.
Indeks Hang Seng dibuka masih flat, tapi kemungkinan bergerak fluktuatif hari ini dengan kecenderungan tertekan. Meski Wall Street positif, isu ekonomi China masih membayangi sentimen investor. Saham properti China kemungkinan menjadi fokus setelah data menunjukkan kenaikan harga rumah 6,7% di April. Jumat lalu ada berita Beijing berencana memperketat pinjaman antar bank.
Rekomendasi
Indeks Nikkei berakhir jatuh akhir pekan lalu dengan membukukan penurunan ketiga mingguan. Jatuhnya indeks tidak lepas dari penguatan yen, penurunan tajam imbal hasil obligasi AS dan merosotnya indeks utama Wall Street. Japan Display, produsen terbesar layar smarthphone dan tablet serta penyuplai Apple, jatuh 12,05% ke 518 yen karea pospek tahunan yang dibawah ekspektasi. Indeks Nikkei ditutup jatuh 201,62 poin, atau 1,41%, ke posisi 14.096,59. Untuk pekan lalu indeks telah turun 0,7%.
Indeks Nikkei rebound dari level terendah dalam seminggu terakhir berkat data industri yang mengesankan. Machinery orders tumbuh 16,1% di Maret, melampaui prediksi 4,2%. Ini mengindikasikan adanya pertumbuhan permintaan swasta. Sayangnya, yen masih dekat level tertinggi dalam sebulan, berpotensi semakin kuat menuju 101 per dollar. Alhasil, rebound hari ini masih rentan.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi menguat terbatas penutupan Jumat lalu. Pembelian sempat terjadi di sektor teknologi dan produsen baja oleh investor asing, tapi diimbangi tekanan jual yang dialami sektor otomotif dan sektor unggulan lainnya. Indeks Kospi ditutup naik 3,24 poin, atau 0,16%, ke posisi 2.013,44. Indeks sempat terkoreksi ke level 1.997,27 karena profit taking, tapi kejatuhan itu terpangkas karena berlanjutnya pembelian investor asing.
Indeks Kospi melemah akibat jatuhnya saham Posco menjelang rencana restrukturisasi produsen baja itu hari ini. Setelah mengalami performa buruk selama lima bulan terakhir, saham Korsel punya peluang bangkit, dibantu oleh pembelian asing. Indeks berhasil kembali ke level 2000 minggu lalu, didorong aksi beli asing. Tapi kondisi regional yang minim katalis bisa memicu aksi profit taking. Isu perlambatan China biasanya menjadi pemicu.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng akhiri perdagangan minggu lalu berakhir negatif mengikuti penurunan idneks utama Wall Street. Penurunan ini mengakhiri kenaikan beruntun dalam enam hari. Aksi profit taking menjadi pemicu menurunnya indeks di tengah kecemasan prospek ekonomi dunia setelah PDB Eropa dan melonjaknya kredit macet di Tiongkok. Indeks Hang Seng ditutup turun 17,95 poin, atau 0,08%, ke posisi 22.712,91.
Indeks Hang Seng dibuka masih flat, tapi kemungkinan bergerak fluktuatif hari ini dengan kecenderungan tertekan. Meski Wall Street positif, isu ekonomi China masih membayangi sentimen investor. Saham properti China kemungkinan menjadi fokus setelah data menunjukkan kenaikan harga rumah 6,7% di April. Jumat lalu ada berita Beijing berencana memperketat pinjaman antar bank.
Rekomendasi
Euro Konsolidasi di Tengah Isu Pelonggaran ECB
Euro konsolidasi hari ini setelah mengalami keterpurukan selama dua
minggu karena ekspektasi ECB bakal melonggarkan kebijakan dalam waktu
dekat. Isu pelonggaran inilah yang membuat posisi euro masih bearish.
Pelaku pasar kini menunggu data sebelum memutuskan ke mana membawa euro.
Euro anjlok 2% selama dua minggu menyusul pernyataan para pejabat ECB mengenai kemungkinan melonggaran kebijakan dalam rapat bulan depan untuk mengatasi inflasi rendah. Sang presiden Mario Draghi, wakil Vito Constancio dan anggota dewan lainnya mengungkapkan serangkaian opsi yang bisa diambil. Terakhir Peter Praet merekomendasikan memangkas suku bunga acuan ke 0,15% dan bunga simpanan ke -0,1%.
Ekonom dari BNP Paribas, Goldman Sachs sampai RBS memprediksikan Mario Draghi Dkk akan memangkas suku bunganya. Tapi para ekonom juga memperkirakan bila bertindak, ECB kemungkinan mengeluarkan serangkaian kebijakan, tidak hanya sekedar pemangkasan. Lima sumber senior mengatakan ke Reuters bahwa ECB sedang mempersiapkan serangkaian kebijakan untuk rapat 5 Juni nanti, termasuk memangkas semua bunga dan langkah lain untuk mendorong kredit UKM.
Untuk mengukur prospek pemangkasan suku bunga, pasar akan mencermati data indeks PMI Eropa yang akan diumumkan Kamis. Memang angka indeks PMI sudah kembali ke 50, yang berarti pertumbuhan. Tapi rendahnya inflasi menimbulkan kecemasan akan ancaman deflasi. Oleh karena itu, pasar ingin melihat komponen yaitu sub-indeks harga input dan output, untuk menilai kondisi inflasi di kawasan.
Euro diperdagangkan di $1,3700 setelah jatuh sampai $1,3644 minggu lalu, terendah dalam tiga bulan. Meski berhasil rebound, posisi euro maish rawan guncangan. Untuk saat ini, euro dalam kisaran $1,3670 dan $1,3730. Jatuh ke bawah $1,3670, euro terancam ke $1,3640. Bila ditutup di atas $1,3730, euro berpeluang ke $1,3770, tapi kondisi bullish baru bisa diraih di atas $1,3800. Atas yen, euro bertengger di 139,15, dekat level terendah sejak 27 Februari 138,72. Bila support 138,60 ditembus, euro terancam ke 138,20. Ke atas, resistance ada di 139,50.
Dollar juga terjebak dalam range sempit menyusul data yang beragam dan ketidakjelasan prospek kebijakan moneter the Fed. Housing starts tumbuh 13,2% di April, jauh di atas ptrediksi 3,6%. Tapi data sentimen konsumen mengecewakan. Pergerakan dollar minggu ini akan dipengaruhi oleh FOMC Minutes, yang akan diumumkan Rabu. Beberapa pejabat the Fed juga berpidato minggu ini, di antara sang ketua Janet Yellen.
Indeks dollar stabil di 80,04, bergerak di 80 untuk tiga sesi berturut-turut. Indeks itu mencapai peak-nya di 80,37 minggu lalu, dan kini bergerak di rentang 79,80 dan 80,30. Terhadap yen, dollar berada di101,54 setelah jatuh ke 101,28 minggu lalu. Atas franc, dollar melemah 0,1% ke 0,8913, bergerak di rentang 0,8880 dan 0,8950.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Euro anjlok 2% selama dua minggu menyusul pernyataan para pejabat ECB mengenai kemungkinan melonggaran kebijakan dalam rapat bulan depan untuk mengatasi inflasi rendah. Sang presiden Mario Draghi, wakil Vito Constancio dan anggota dewan lainnya mengungkapkan serangkaian opsi yang bisa diambil. Terakhir Peter Praet merekomendasikan memangkas suku bunga acuan ke 0,15% dan bunga simpanan ke -0,1%.
Ekonom dari BNP Paribas, Goldman Sachs sampai RBS memprediksikan Mario Draghi Dkk akan memangkas suku bunganya. Tapi para ekonom juga memperkirakan bila bertindak, ECB kemungkinan mengeluarkan serangkaian kebijakan, tidak hanya sekedar pemangkasan. Lima sumber senior mengatakan ke Reuters bahwa ECB sedang mempersiapkan serangkaian kebijakan untuk rapat 5 Juni nanti, termasuk memangkas semua bunga dan langkah lain untuk mendorong kredit UKM.
Untuk mengukur prospek pemangkasan suku bunga, pasar akan mencermati data indeks PMI Eropa yang akan diumumkan Kamis. Memang angka indeks PMI sudah kembali ke 50, yang berarti pertumbuhan. Tapi rendahnya inflasi menimbulkan kecemasan akan ancaman deflasi. Oleh karena itu, pasar ingin melihat komponen yaitu sub-indeks harga input dan output, untuk menilai kondisi inflasi di kawasan.
Euro diperdagangkan di $1,3700 setelah jatuh sampai $1,3644 minggu lalu, terendah dalam tiga bulan. Meski berhasil rebound, posisi euro maish rawan guncangan. Untuk saat ini, euro dalam kisaran $1,3670 dan $1,3730. Jatuh ke bawah $1,3670, euro terancam ke $1,3640. Bila ditutup di atas $1,3730, euro berpeluang ke $1,3770, tapi kondisi bullish baru bisa diraih di atas $1,3800. Atas yen, euro bertengger di 139,15, dekat level terendah sejak 27 Februari 138,72. Bila support 138,60 ditembus, euro terancam ke 138,20. Ke atas, resistance ada di 139,50.
Dollar juga terjebak dalam range sempit menyusul data yang beragam dan ketidakjelasan prospek kebijakan moneter the Fed. Housing starts tumbuh 13,2% di April, jauh di atas ptrediksi 3,6%. Tapi data sentimen konsumen mengecewakan. Pergerakan dollar minggu ini akan dipengaruhi oleh FOMC Minutes, yang akan diumumkan Rabu. Beberapa pejabat the Fed juga berpidato minggu ini, di antara sang ketua Janet Yellen.
Indeks dollar stabil di 80,04, bergerak di 80 untuk tiga sesi berturut-turut. Indeks itu mencapai peak-nya di 80,37 minggu lalu, dan kini bergerak di rentang 79,80 dan 80,30. Terhadap yen, dollar berada di101,54 setelah jatuh ke 101,28 minggu lalu. Atas franc, dollar melemah 0,1% ke 0,8913, bergerak di rentang 0,8880 dan 0,8950.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Langganan:
Postingan (Atom)