Dollar masih terjebak di level terendah dalam sebulan setelah
mengalami kejatuhan mingguan terbatasnya dalam dua bulan karena data
ekonomi AS yang mengecewakan. Sedangkan sterling masih mantap dekat
level tertinggi dalam lima tahun di tengah keunggulan prospek kebijakan
moneternya.
Dollar terjungkal akhir pekan lalu setelah banyak kalangan memangkas
proyeksi pertumbuhan AS menyusul data yang menunjukkan kontraksi
signifikan di kuartal pertama. Kamis lalu, pemerintah merevisi angka PDB
kuartal pertama menjadi kontraksi 2,9%, lebih buruk dari angka
sebelumnya 1%. Apalagi data pembelanjaan konsumen juga mengecewakan,
hanya tumbuh 0,2% dari perkiraan 0,4%. Bank of America memangkas
proyeksi pertumbuhan PDB AS tahun ini menjadi 3,2% dari 4%. Barclays
juga memangkasnya, dari 4% ke 2,9%.
Dengan pertumbuhan yang diperkirakan masih rendah ini, maka semakin
kecil kemungkinan the Fed bisa memperketat kebijakannya dalam waktu
dekat. Dengan kata lain, kebijakan longgar sepertinya berjalan untuk
waktu yang lebih lama. Kondisi ini mengurangi minat pada dollar untuk
sementara waktu. Outlook dollar minggu ini bergantung pada beberapa data
AS, salah satunya adalah data ketenagakerjaan.
Dollar sedang dalam fase selama dua minggu terakhir setelah menyentuh
level tertinggi dalam empat bulan di awal Juni. Bila data ekonomi AS
minggu ini juga mengecewakan, fase koreksi ini akan berlanjut. Untuk
saat ini, indeks dollar berada di 80,00 setelah melemah 0,6% akhir pekan
lalu. Indeks itu sedang menuju 50% retracement dari penguatan 8 Mei-5
Juni di 79,98. Ditutup di bawah itu, membuka peluang menuju 61,8% di
79,75. Atas yen, dollar melemah 0,2% ke 101,27 setelah turun 0,3%,
sedang menuju support 101,00.
Terhadap franc, dollar stabil di 0,8907
setelah koreksi 0,4%.
Di tengah tekanan atas dollar, sterling masih stabil dekat level
tertingginya dalam lima tahun di tengah prospek kebijakan moneter BOE
yang lebih unggul dari bank sentral lainnya. Namun posisinya yang sudah
tinggi mengundang koreksi, meski trennya masih bullish. Tidak ada even
penting terjadwal dari Inggris minggu ini, tapi Posisi sterling masih
terjaga kalau dollar masih melanjutkan koreksi. Sterling diperdagangkan
di $1,7023, masih berusaha menggapai resistance di $1,7060. Sedangkan
support di $1,6970 tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke
bawah $1,6900.
Sementara itu, euro berjuang melanjutkan penguatan yang diraihnya
minggu lalu. Mengingat penguatan itu lebih didorong faktor dari AS,
bukan fundamental Eropa. Rapat reguler ECB menjadi faktor penggerak
utama euro minggu ini. Keputusan atau pernyataan yang dovish bisa
memberi tekanan kembali ke euro.
Untuk hari ini, euro diperdagangkan di
$1,3640, masih mencoba meraih resistance $1,3670. Sedangkan support di
$1,3580.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Senin, 30 Juni 2014
Dollar Masih Koreksi, Sterling Stabil
Fluktuasi Asia Berlanjut Diawal Pekan Ini
Nikkei
Indeks Nikkei catat penurunan akhir pekan lalu dengan merosot hampir 1,5%. Tekanan dialami buruknya data ekonomi AS yang buruk dan penguatan yen yang membuat saham ekspor terbebani. Indeks yang sempat menguat diawal perdagangan dan bergerak turun pada pertengahan sesi, meski merosot pelaku pasar tidak begitu panik. Indeks Nikkei ditutup jatuh 213,49 poin, atau 1,39%, ke posisi 15.095,00, merupakan persentase penurunan terbesar dalam enam pekan.
Indeks Nikkei masih berfluktuasi. Apresiasi yen dan performa Wall Street yang kurang meyakinkan menjadi faktor koreksi. Saat ini indeks masih mampu bertahan di atas 15.000 dalam pekan ini, perlu diwaspadai adanya koreksi lebih dalam pasca reli indeks belakangan ini. Tutup di bawah 15.000, tren bearish jangka pendek dengan target 14.800.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi ditutup melemah dalam perdagangan akhir pekan lalu menyusul buruknya data ekonomi AS, sehingga memicu aksi jual asing. Kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga the Fed di semester pertama tahun depan, yang dilontarkan salah satu pejabat the Fed, James Bullard. Indeks Kospi ditutup turun 6,54 poin, atau 0,33%, ke posisi 1.988,51. Samsung Electronis jatuh 1,06%. SK Hynix merosot 2,56%.
Fluktuasi indeks Kospi dengan masuk dan keluar zona merah diperkirakan masih terjadi. Data terbaru Korsel menunjukkan bisnis manufaktur di kuartal ketiga turun menjadi 103 dibandingkan sebelumnya 111.
Sementara pergerakan won kini diperdagangan menguat dengan berada di level tertingginya dalam enam tahun terhadap dollar.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng ditutup menguat kendati terbatas pada Jumat lalu. Jatuhnya saham asuransi memberatkan laju indeks. Ping An Insurance Group Co of China melemah 0,8%. China Life Insurance kehilangan 0,5%.
Sementara saham Want Want China Holdings menguat 2,4%, tertingginya dalam satu bulan. Indeks Hang
Seng ditutup naik 23,69 poin, atau 0,10% ke 23.221,52.
Potensi rebound indeks Hang Seng yang sempat terjadi akhir pekan lalu, dalam perdagangan kali ini diperkirakan akan mengalami hambatan, bersamaan dengan bervariasinya pergerakan bursa utama Asia.
Terbatasnya laju indeks masih diselimuti meningkatnya ketegangan di Irak. Disamping itu tren penguatan saham AS telah mencapai valuasi yang tinggi, terutama karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Investor juga tertuju serangkaian data penting pekan ini, termasuk non farm payroll AS.
Rekomendasi
Indeks Nikkei catat penurunan akhir pekan lalu dengan merosot hampir 1,5%. Tekanan dialami buruknya data ekonomi AS yang buruk dan penguatan yen yang membuat saham ekspor terbebani. Indeks yang sempat menguat diawal perdagangan dan bergerak turun pada pertengahan sesi, meski merosot pelaku pasar tidak begitu panik. Indeks Nikkei ditutup jatuh 213,49 poin, atau 1,39%, ke posisi 15.095,00, merupakan persentase penurunan terbesar dalam enam pekan.
Indeks Nikkei masih berfluktuasi. Apresiasi yen dan performa Wall Street yang kurang meyakinkan menjadi faktor koreksi. Saat ini indeks masih mampu bertahan di atas 15.000 dalam pekan ini, perlu diwaspadai adanya koreksi lebih dalam pasca reli indeks belakangan ini. Tutup di bawah 15.000, tren bearish jangka pendek dengan target 14.800.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi ditutup melemah dalam perdagangan akhir pekan lalu menyusul buruknya data ekonomi AS, sehingga memicu aksi jual asing. Kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga the Fed di semester pertama tahun depan, yang dilontarkan salah satu pejabat the Fed, James Bullard. Indeks Kospi ditutup turun 6,54 poin, atau 0,33%, ke posisi 1.988,51. Samsung Electronis jatuh 1,06%. SK Hynix merosot 2,56%.
Fluktuasi indeks Kospi dengan masuk dan keluar zona merah diperkirakan masih terjadi. Data terbaru Korsel menunjukkan bisnis manufaktur di kuartal ketiga turun menjadi 103 dibandingkan sebelumnya 111.
Sementara pergerakan won kini diperdagangan menguat dengan berada di level tertingginya dalam enam tahun terhadap dollar.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng ditutup menguat kendati terbatas pada Jumat lalu. Jatuhnya saham asuransi memberatkan laju indeks. Ping An Insurance Group Co of China melemah 0,8%. China Life Insurance kehilangan 0,5%.
Sementara saham Want Want China Holdings menguat 2,4%, tertingginya dalam satu bulan. Indeks Hang
Seng ditutup naik 23,69 poin, atau 0,10% ke 23.221,52.
Potensi rebound indeks Hang Seng yang sempat terjadi akhir pekan lalu, dalam perdagangan kali ini diperkirakan akan mengalami hambatan, bersamaan dengan bervariasinya pergerakan bursa utama Asia.
Terbatasnya laju indeks masih diselimuti meningkatnya ketegangan di Irak. Disamping itu tren penguatan saham AS telah mencapai valuasi yang tinggi, terutama karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Investor juga tertuju serangkaian data penting pekan ini, termasuk non farm payroll AS.
Rekomendasi
Jumat, 27 Juni 2014
Permintaan Fisik Lesu, Kenaikan Emas Terbatas
Emas masih diperdagangkan di kisaran sempit pada perdagangan hari ini
di Asia. Harga emas diperkirakan bisa mengalami penurunan karena
rendahnya permintaan fisik, serta adanya penemuan pinjaman senilai $15
miliar, yang ternyata terkait dengan transaksi emas fiktif di China.
Menurut auditor pemerintah, sejak 2012 banyak perusahaan pengolah emas di China menggunakan transaksi emas fiktif untuk meminjam sekitar 94,4 milar yuan ($15,2 miliar) pada bank. Penemuan ini bisa membuat otoritas mengambil langkah-langkah untuk memperketat transaksi komoditas.
Permintaan fisik di China juga masih terlihat lesu. Data menunjukkan bahwa import China dari Hongkong mengalami penurunan di bulan Mei ke level terendah sejak Januari akibat depresiasi mata uang yuan.
Sentimen emas juga diperberat oleh pernyataan salah satu pejabat the Fed, James Bullard, yang mengatakan bahwa suku bunga bisa naik pada kuartal pertama 2015.
Dari sisi teknikal, belum terlihat adanya perubahan trend secara signifikan, harga masih berada di atas support $1306.42. Dengan demikan, trend jangka pendek emas masih berupa trend flat – naik, dengan resistance berada di kisaran $$1325 - $1328.
Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator stochastic mulai overbought, indikasi penguatan mulai terbatas.
Trend naik jangka pendek ini bisa berakhir jika harga menembus support $1306,42 tersebut, untuk fokus pada penurunan lebih lanjut di kisaran $1296 – $1300.
Rekomendasi
Menurut auditor pemerintah, sejak 2012 banyak perusahaan pengolah emas di China menggunakan transaksi emas fiktif untuk meminjam sekitar 94,4 milar yuan ($15,2 miliar) pada bank. Penemuan ini bisa membuat otoritas mengambil langkah-langkah untuk memperketat transaksi komoditas.
Permintaan fisik di China juga masih terlihat lesu. Data menunjukkan bahwa import China dari Hongkong mengalami penurunan di bulan Mei ke level terendah sejak Januari akibat depresiasi mata uang yuan.
Sentimen emas juga diperberat oleh pernyataan salah satu pejabat the Fed, James Bullard, yang mengatakan bahwa suku bunga bisa naik pada kuartal pertama 2015.
Dari sisi teknikal, belum terlihat adanya perubahan trend secara signifikan, harga masih berada di atas support $1306.42. Dengan demikan, trend jangka pendek emas masih berupa trend flat – naik, dengan resistance berada di kisaran $$1325 - $1328.
Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator stochastic mulai overbought, indikasi penguatan mulai terbatas.
Trend naik jangka pendek ini bisa berakhir jika harga menembus support $1306,42 tersebut, untuk fokus pada penurunan lebih lanjut di kisaran $1296 – $1300.
Rekomendasi
Inflasi Jepang Naik Tajam, Pengangguran Turun
Inflasi Jepang mencapai level tertinggi dalam tiga dekade terakhir,
di tengah upaya pemerintah melepaskan ekonomi dari jeratan deflasi.
Namun kenaikan masih didorong oleh kenaikan pajak penjualan.
Inflasi inti naik 3,4% selama Mei dari tahun lalu, tertinggi dalam 32 tahun, menurut data dari pemerintah hari ini, dari 2,3% di bulan sebelumnya.
Kenaikan itu sesuai prediksi dan lebih didorong oleh kenaikan pajak penjualan pada April. Sedangkan inflasi keseluruhan (headline inflation) naik 3,7% dari 3,4%. Semua angka itu semakin di jauh target BOJ 2%.
Ini merupakan kenaikan inflasi untuk 12 bulan berturut-turut.
BOJ dan pemerintah memang melalukan berbagai tindakan untuk mengentaskan deflasi, termasuk menambah jumlah uang beredar. BOJ mencanangkan program stimulus senilai 70 triliun dalam rangka mencapai target inflasi 2%. Para pembuat kebijakan berharap ketika harga mulai naik, konsumen dan bisnis mulai tergerak untuk berbelanja dan tidak menunda pembelanjaan lagi.
Pemerintah menaikkan pajak penjualan dari 5% ke 8% pada April lalu. kenaikan pertama dalam 17 tahun itu dilakukan di saat Jepang menghadapi kenaikan biaya jaminan soal karena bertambahnya populasi lansia. Di saat yang sama, negara itu sedang berusaha mengendalikan utang, yang mencapai 230% PDB, tertinggi di antara negara maju. Kenaikan pajak itu diharapkan dapat mengurangi beban finansial pemerintah.
Data lainnya menunjukkan tingkat pengangguran turun 0,1% ke 3,5% di Mei, terendah dalam 17 tahun.
Rasio lowongan terhadap pencari kerja (job-to-applicant) berada di 1,09 atau tertinggi dalam dua dekade.
Inflasi inti naik 3,4% selama Mei dari tahun lalu, tertinggi dalam 32 tahun, menurut data dari pemerintah hari ini, dari 2,3% di bulan sebelumnya.
Kenaikan itu sesuai prediksi dan lebih didorong oleh kenaikan pajak penjualan pada April. Sedangkan inflasi keseluruhan (headline inflation) naik 3,7% dari 3,4%. Semua angka itu semakin di jauh target BOJ 2%.
Ini merupakan kenaikan inflasi untuk 12 bulan berturut-turut.
BOJ dan pemerintah memang melalukan berbagai tindakan untuk mengentaskan deflasi, termasuk menambah jumlah uang beredar. BOJ mencanangkan program stimulus senilai 70 triliun dalam rangka mencapai target inflasi 2%. Para pembuat kebijakan berharap ketika harga mulai naik, konsumen dan bisnis mulai tergerak untuk berbelanja dan tidak menunda pembelanjaan lagi.
Pemerintah menaikkan pajak penjualan dari 5% ke 8% pada April lalu. kenaikan pertama dalam 17 tahun itu dilakukan di saat Jepang menghadapi kenaikan biaya jaminan soal karena bertambahnya populasi lansia. Di saat yang sama, negara itu sedang berusaha mengendalikan utang, yang mencapai 230% PDB, tertinggi di antara negara maju. Kenaikan pajak itu diharapkan dapat mengurangi beban finansial pemerintah.
Data lainnya menunjukkan tingkat pengangguran turun 0,1% ke 3,5% di Mei, terendah dalam 17 tahun.
Rasio lowongan terhadap pencari kerja (job-to-applicant) berada di 1,09 atau tertinggi dalam dua dekade.
Dollar Labil, Sterling Lanjutkan Gain
Dollar masih
labil, terlihat rentan melanjutkan koreksi setelah data ekonomi AS yang
beragam, meski ada pejabat the Fed yang menyampaikan pernyataan yang
hawkish. Sedangkan sterling memantapkan posisinya dekat level tertinggi
dalam lima tahun setelah BOE memperketat aturan KPR.
Data semalam seperti initial jobless claims keluar sesuai prediksi, tapi pembelanjan konsumen mengecewakan. Initial jobless claims turun 2000 menjadi 312.000 minggu lalu. Pembelanjaan konsumen tumbuh 0,2% di Mei, di bawah prediksi 0,4%. Pertumbuhan rendah ini mengurangi semangat pasar untuk mengangkat dollar. Data ini datang setelah angka PDB yang direvisi turun tajam, yang mendukung perlunya kebijakan akomodatif.
Dollar tak banyak gerak meski Presiden the Fed distrik St. Louis James Bullard menyampaikan pernyataan yang hawkish. Ia mengatakan ada kemungkinan suku bunga bisa naik pada kuartal pertama 2015.
Menurutnya, hal itu bisa terjadi bila tingkat pengangguran turun ke bawah 6% dan inflasi di atas 2%. Pasar sepertinya belum yakin dengan prospek itu mengingat pertumbuhan yang kontraksi tajam di kuartal pertama.
Pada dasarnya indeks dollar sedang dalam fase koreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam empat bulan awal Juni. Tidak ada even penting terjadwal di AS malam nanti, memperbesar kemungkinan fase koreksi berlanjut. Indeks dollar melemah 0,1% ke 80,20 hari ini, semakin mendekati support 80,00. Indeks ini sudah menembus 38,2% retracement dari penguatan 8 Mei-5 Juni. Bila ditutup di bawah support, indeks ini bisa menuju 50%-nya ke 79,95. Terhadap yen, dollar melemah 0,2% ke 101,48, menembus support 110,50.
Penutupan di bawah itu membuka peluang menuju 101,20. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,8930, sedang menuju support 0,8900.
Di saat greenback lesu, sterling berhasil reli menyusul keputusan BOE mengumumkan langkah untuk meredam sektor perumahan dengan memperketat aturan KPR. Kemarin, sang gubernur Mark Carney mengatakan pihaknya belum perlu menggunakan alat suku bunga untuk meredam laju harga perumahan, tapi masih ada opsi lain yang dapat ditempuh. Meski demikian pasar menyambut langkah ini karena tidak mengubah prospek BOE bakal berpeluang menjadi bank sentral pertama yang menaikkan suku bunga.
Untuk hari ini, pasar akan melihat apakah angka PDB kuartal pertama Inggris akan direvisi. Menurut prediksi, PDB tetap tumbuh 0,8% per kuartal dan 3,1% per tahun. Revisi turun bisa memicu koreksi pada sterling, sedangkan revisi naik menjaga momentum bullish-nya. Namun, dengan penguatan yang sudah tajam, pergerakan ke atas mungkin mulai mentok. Sterling diperdagangkan di $1,7035, setelah mendekati resistance $1,7060. Ditutup di atas itu, target selanjutnya ke $1,7090-1,7100. Sedangkan support di $1,6970, tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah $1,6900.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Data semalam seperti initial jobless claims keluar sesuai prediksi, tapi pembelanjan konsumen mengecewakan. Initial jobless claims turun 2000 menjadi 312.000 minggu lalu. Pembelanjaan konsumen tumbuh 0,2% di Mei, di bawah prediksi 0,4%. Pertumbuhan rendah ini mengurangi semangat pasar untuk mengangkat dollar. Data ini datang setelah angka PDB yang direvisi turun tajam, yang mendukung perlunya kebijakan akomodatif.
Dollar tak banyak gerak meski Presiden the Fed distrik St. Louis James Bullard menyampaikan pernyataan yang hawkish. Ia mengatakan ada kemungkinan suku bunga bisa naik pada kuartal pertama 2015.
Menurutnya, hal itu bisa terjadi bila tingkat pengangguran turun ke bawah 6% dan inflasi di atas 2%. Pasar sepertinya belum yakin dengan prospek itu mengingat pertumbuhan yang kontraksi tajam di kuartal pertama.
Pada dasarnya indeks dollar sedang dalam fase koreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam empat bulan awal Juni. Tidak ada even penting terjadwal di AS malam nanti, memperbesar kemungkinan fase koreksi berlanjut. Indeks dollar melemah 0,1% ke 80,20 hari ini, semakin mendekati support 80,00. Indeks ini sudah menembus 38,2% retracement dari penguatan 8 Mei-5 Juni. Bila ditutup di bawah support, indeks ini bisa menuju 50%-nya ke 79,95. Terhadap yen, dollar melemah 0,2% ke 101,48, menembus support 110,50.
Penutupan di bawah itu membuka peluang menuju 101,20. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,8930, sedang menuju support 0,8900.
Di saat greenback lesu, sterling berhasil reli menyusul keputusan BOE mengumumkan langkah untuk meredam sektor perumahan dengan memperketat aturan KPR. Kemarin, sang gubernur Mark Carney mengatakan pihaknya belum perlu menggunakan alat suku bunga untuk meredam laju harga perumahan, tapi masih ada opsi lain yang dapat ditempuh. Meski demikian pasar menyambut langkah ini karena tidak mengubah prospek BOE bakal berpeluang menjadi bank sentral pertama yang menaikkan suku bunga.
Untuk hari ini, pasar akan melihat apakah angka PDB kuartal pertama Inggris akan direvisi. Menurut prediksi, PDB tetap tumbuh 0,8% per kuartal dan 3,1% per tahun. Revisi turun bisa memicu koreksi pada sterling, sedangkan revisi naik menjaga momentum bullish-nya. Namun, dengan penguatan yang sudah tajam, pergerakan ke atas mungkin mulai mentok. Sterling diperdagangkan di $1,7035, setelah mendekati resistance $1,7060. Ditutup di atas itu, target selanjutnya ke $1,7090-1,7100. Sedangkan support di $1,6970, tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah $1,6900.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Wall Street Alami Penurunan Setelah Pernyataan Salah Satu Petinggi Fed Mengenai Tingkat Suku Bunga
Saham-saham di Amerika ditutup dengan alami penurunan pada hari Kamis
kemarin setelah presiden Federal Reserve Bank St.Louis menyatakan bahwa
kenaikan tingkat suku bunga seharusnya dapat dilakukan lebih cepat dari
yang di jadwalkan.
Sebanyak enam dari sepuluh sektor S&P 500 berada di teritori negatif. S&P financial index (.SPSY) alami penurunan sebesar 0,3 persen dan menjadi sektor dengan penurunan paling besar diantara sektor lainnya.
St Louis Fed President James Bullar, dalam wawancaranya dengan Fox Business Network, menyatakan bahwa ia sangat yakin kenaikan tingkat suku bunga akan dapat terlaksana pada akhir tahun ini atau paling lambat kuartal pertama 2015.
Ia juga menyatakan bahwa tingkat pengangguran akan turun di bawah enam persen dan inflasi akan alami peningkatan mencapai 2 persen pada tahu ini, dan dengan kondisi tersebut ekonomo kembali berada pada kondisi normalnya. Bullard sendiri bukan termasuk anggota voting dalam Federal Open Market Committee (FOMC), yang mana anggota FOMC merupakan orang-orang yang menentukan arah kebijakan Fed.
Fed dalam pertemuan terakhirnya pada bulan ini telah mengisyaratkan bahwa kenaikan tingkat suku bunga akan dilakukan lebih cepat dari sebelumnya pada tahun depan, tetapi Fed berjanji bahwa tingakt suku bunga tetap akan rendah dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Saham Barclays yang listing di Amerika (BCS.N) alami penurunan sebesar 7,4 persen menjadi $14,55 setelah Jaksa Penuntut Umum New York, karena dinilai perbankan tersebut berikan frekuensi trading yang tinggi terhdap para nasabahnya.
Penurunan saham Barclays tersebut ikut pengaruhi saham-saham perusahaan perbankan Eropa lainnya yang sahamnya listing di Amerika. UBS AG (UBS.N) alami penurunan sebesar 2,4 persen menjadi $18,47. Saham Credit Suisse (CS.N) alami penurunan sebesar 3,6 persen menjadi $28,29.
Dow Jones industrial average (.DJI) alami penurunan sebesar 21,38 poin atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 16.846,13. S&P 500 (.SPX) alami penurunan sebesar 2,31 poin atau 0,12 persen menjadi 1.957,22. Nasddaq Composite (.IXIC) alami penurunan sebesar 0,71 poin atau 0,02 persen menjadi 4.379,05.
Setelah pasar tutup, perusahaan produsen pakaian olah raga Nike Inc (NKE.N) alami kenaikan harga saham sebesar 3 persen menjadi $79,15 setelah laporkan laba kuartalan yang tinggi.
Alcoa Inc (AA.N) harga sahamnya alami kenaikan sebesar 2,7 persen menjadi $14,94 setelah perusahaan tersebut setuju untuk beli perusahaan produsen spare part pesawat Firth Rixson dari perusahaan investasi Oak Hill Capital Partners dengan nilai pembelian $2,85 milliar dalam bentuk tunai dan saham.
Pasar cenderung tidak terlalu menanggapi data consumer spending yang alami kenaikan lebih rendah dari yang diharapkan untuk periode Mei.
Laporan data ekonomi lainnya, datang dari departemen tenaga kerja, yang laporkan jumlah aplikasi pengangguran alami penurunan sebesar 2.000 menjadi 312.000 setelah penyesuaian efek musiman untuk periode mingguan yang berakhir pada 21 Juni.
Pada hari Kamis kemarin tercatat ada sebanyak 5,1 milliar lembar saham yang berpindah tangan, dibawah rata-rata transaksi harian yaitu 5,6 milliar lembar saham.
Sebanyak enam dari sepuluh sektor S&P 500 berada di teritori negatif. S&P financial index (.SPSY) alami penurunan sebesar 0,3 persen dan menjadi sektor dengan penurunan paling besar diantara sektor lainnya.
St Louis Fed President James Bullar, dalam wawancaranya dengan Fox Business Network, menyatakan bahwa ia sangat yakin kenaikan tingkat suku bunga akan dapat terlaksana pada akhir tahun ini atau paling lambat kuartal pertama 2015.
Ia juga menyatakan bahwa tingkat pengangguran akan turun di bawah enam persen dan inflasi akan alami peningkatan mencapai 2 persen pada tahu ini, dan dengan kondisi tersebut ekonomo kembali berada pada kondisi normalnya. Bullard sendiri bukan termasuk anggota voting dalam Federal Open Market Committee (FOMC), yang mana anggota FOMC merupakan orang-orang yang menentukan arah kebijakan Fed.
Fed dalam pertemuan terakhirnya pada bulan ini telah mengisyaratkan bahwa kenaikan tingkat suku bunga akan dilakukan lebih cepat dari sebelumnya pada tahun depan, tetapi Fed berjanji bahwa tingakt suku bunga tetap akan rendah dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Saham Barclays yang listing di Amerika (BCS.N) alami penurunan sebesar 7,4 persen menjadi $14,55 setelah Jaksa Penuntut Umum New York, karena dinilai perbankan tersebut berikan frekuensi trading yang tinggi terhdap para nasabahnya.
Penurunan saham Barclays tersebut ikut pengaruhi saham-saham perusahaan perbankan Eropa lainnya yang sahamnya listing di Amerika. UBS AG (UBS.N) alami penurunan sebesar 2,4 persen menjadi $18,47. Saham Credit Suisse (CS.N) alami penurunan sebesar 3,6 persen menjadi $28,29.
Dow Jones industrial average (.DJI) alami penurunan sebesar 21,38 poin atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 16.846,13. S&P 500 (.SPX) alami penurunan sebesar 2,31 poin atau 0,12 persen menjadi 1.957,22. Nasddaq Composite (.IXIC) alami penurunan sebesar 0,71 poin atau 0,02 persen menjadi 4.379,05.
Setelah pasar tutup, perusahaan produsen pakaian olah raga Nike Inc (NKE.N) alami kenaikan harga saham sebesar 3 persen menjadi $79,15 setelah laporkan laba kuartalan yang tinggi.
Alcoa Inc (AA.N) harga sahamnya alami kenaikan sebesar 2,7 persen menjadi $14,94 setelah perusahaan tersebut setuju untuk beli perusahaan produsen spare part pesawat Firth Rixson dari perusahaan investasi Oak Hill Capital Partners dengan nilai pembelian $2,85 milliar dalam bentuk tunai dan saham.
Pasar cenderung tidak terlalu menanggapi data consumer spending yang alami kenaikan lebih rendah dari yang diharapkan untuk periode Mei.
Laporan data ekonomi lainnya, datang dari departemen tenaga kerja, yang laporkan jumlah aplikasi pengangguran alami penurunan sebesar 2.000 menjadi 312.000 setelah penyesuaian efek musiman untuk periode mingguan yang berakhir pada 21 Juni.
Pada hari Kamis kemarin tercatat ada sebanyak 5,1 milliar lembar saham yang berpindah tangan, dibawah rata-rata transaksi harian yaitu 5,6 milliar lembar saham.
Perforam Wall Street Buruk, Asia Mixed
Saham Asia
bergerak fluktuatif hari ini menyusul performa Wall Street yang kurang
mengesankan setelah pernyataan pejabat the Fed mengenai prospek kenaikan
suku bunga.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,3%. Indeks Nikkei melemah 0,31%, turut ditekan oleh penguatan yen. Indeks Kospi turun 0,15%. Indeks Singapura STI menguat 0,23%. Tapi di Hong Kong, indeks Hang Seng masih flat.
Wall Street terkoreksi, dengan indeks Dow Jones melemah 0,13% dan indeks S&P melemah 0,12%. Koreksi datang setelah Presiden the Fed distrik St. Louis James Bullard mengatakan ada kemungkinan suku bunga bisa naik pada kuartal pertama 2015. Menurutnya, hal itu bisa terjadi bila tingkat pengangguran turun ke bawah 6% dan inflasi di atas 2%. Padahal, data AS semalam sesuai prediksi.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, terutama di AS, karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Meski tren masih bullish seiring pemulihan ekonomi, valuasi yang tinggi menyebabkan pergerakan sudah mentok. Pergerakan selanjutnya bergantung pada musim laporan keuangan kuartal kedua yang mulai berjalan awal bulan depan.
Kondisi di regional juga tidak jauh berbeda, di mana indeks utama di kawasan juga dekat di level yang tinggi. Para analis mengatakan selama kondisi ekonomi China tetap stabil, prospek saham Asia masih bullish. Namun dalam jangka pendek, tetap perlu diwaspadai koreksi.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,3%. Indeks Nikkei melemah 0,31%, turut ditekan oleh penguatan yen. Indeks Kospi turun 0,15%. Indeks Singapura STI menguat 0,23%. Tapi di Hong Kong, indeks Hang Seng masih flat.
Wall Street terkoreksi, dengan indeks Dow Jones melemah 0,13% dan indeks S&P melemah 0,12%. Koreksi datang setelah Presiden the Fed distrik St. Louis James Bullard mengatakan ada kemungkinan suku bunga bisa naik pada kuartal pertama 2015. Menurutnya, hal itu bisa terjadi bila tingkat pengangguran turun ke bawah 6% dan inflasi di atas 2%. Padahal, data AS semalam sesuai prediksi.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, terutama di AS, karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Meski tren masih bullish seiring pemulihan ekonomi, valuasi yang tinggi menyebabkan pergerakan sudah mentok. Pergerakan selanjutnya bergantung pada musim laporan keuangan kuartal kedua yang mulai berjalan awal bulan depan.
Kondisi di regional juga tidak jauh berbeda, di mana indeks utama di kawasan juga dekat di level yang tinggi. Para analis mengatakan selama kondisi ekonomi China tetap stabil, prospek saham Asia masih bullish. Namun dalam jangka pendek, tetap perlu diwaspadai koreksi.
Fluktuasi Asia Di Tengah Beragamnya Sentimen Global
Nikkei
Indeks Nikkei menggapai hasil positif dengan mengikuti laju Wall Street, meski di saat yen menguat. Investor melakukan pembelian memanfaatkan koreksi harga yang terjadi di sesi sebelumnya, dengan alasan kebijakan the Fed tetap longgar karena angka PDB yang buruk. Namun, perlu diwaspadai koreksi bila apresiasi yen terus berlanjut. Indeks Nikkei ditutup naik 41,88 poin, atau 0,27%, ke posisi 15.308,49.
Indeks Nikkei terkoreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam lima bulan kemarin. Apresiasi yen dan performa Wall Street yang kurang meyakinkan menjadi faktor koreksi. Saat ini indeks masih mampu bertahan di atas 15.000 dalam pekan ini, perlu diwaspadai adanya koreksi lebih dalam pasca reli indeks belakangan ini. Investor juga mengesampingkan rencana reformasi terbaru yang dilontarkan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi menyusul data PDB AS yang buruk menimbulkan pemikiran kebijakan akomodatif the Fed bisa berjalan lebih lama. Selain itu, indeks juga didorong oleh data yang menunjukkan sentimen konsumen Korsel naik bulan lalu setelah sempat jatuh di bulan sebelumnya akibat tenggelamnya feri. Indeks Kospi ditutup naik 13,28 poin, atau 0,67%, ke posisi 1.995,05.
Fluktuasi indeks Kospi dengan masuk dan keluar zona merah diperkirakan masih terjadi. Pagi ini, indeks mengalami pelemahan karena jatuhnya indeks utama Wall Street menyusul turunnya imbal hasil obligasi global yang dipicu keraguan pasar akan proses pemulihan ekonomi AS. Keraguan pasar ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi negara adi daya yang mengalami kontraksi.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng mencatat penguatan terbesar dalam enam minggu, didorong oleh perusahaan kasino. Selain itu, faktor eksternal terlihat mendukung, seperti penguatan Wall Street. Indeks Hang Seng ditutup menguat 1,5% ke 23.197,83. Sedangkan indeks H-Shares juga naik 1,5% ke 10.337,02.
Potensi rebound indeks Hang Seng yang sempat terjadi kemarin, dalam perdagangan terakhir pekan ini diperkirakan akan mengalami tekanan bersamaan dengan berakhirnya kontrak berjangka Hang Seng.
Terbatasnya laju indeks masih diselimuti meningkatnya ketegangan di Irak. Disamping itu tren penguatan saham AS telah mencapai valuasi yang tinggi, terutama karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Meski tren masih bullish, valuasi yang tinggi menyebabkan pergerakan sudah mentok.
Rekomendasi
Indeks Nikkei menggapai hasil positif dengan mengikuti laju Wall Street, meski di saat yen menguat. Investor melakukan pembelian memanfaatkan koreksi harga yang terjadi di sesi sebelumnya, dengan alasan kebijakan the Fed tetap longgar karena angka PDB yang buruk. Namun, perlu diwaspadai koreksi bila apresiasi yen terus berlanjut. Indeks Nikkei ditutup naik 41,88 poin, atau 0,27%, ke posisi 15.308,49.
Indeks Nikkei terkoreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam lima bulan kemarin. Apresiasi yen dan performa Wall Street yang kurang meyakinkan menjadi faktor koreksi. Saat ini indeks masih mampu bertahan di atas 15.000 dalam pekan ini, perlu diwaspadai adanya koreksi lebih dalam pasca reli indeks belakangan ini. Investor juga mengesampingkan rencana reformasi terbaru yang dilontarkan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Rekomendasi
Kospi
Indeks Kospi menyusul data PDB AS yang buruk menimbulkan pemikiran kebijakan akomodatif the Fed bisa berjalan lebih lama. Selain itu, indeks juga didorong oleh data yang menunjukkan sentimen konsumen Korsel naik bulan lalu setelah sempat jatuh di bulan sebelumnya akibat tenggelamnya feri. Indeks Kospi ditutup naik 13,28 poin, atau 0,67%, ke posisi 1.995,05.
Fluktuasi indeks Kospi dengan masuk dan keluar zona merah diperkirakan masih terjadi. Pagi ini, indeks mengalami pelemahan karena jatuhnya indeks utama Wall Street menyusul turunnya imbal hasil obligasi global yang dipicu keraguan pasar akan proses pemulihan ekonomi AS. Keraguan pasar ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi negara adi daya yang mengalami kontraksi.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng mencatat penguatan terbesar dalam enam minggu, didorong oleh perusahaan kasino. Selain itu, faktor eksternal terlihat mendukung, seperti penguatan Wall Street. Indeks Hang Seng ditutup menguat 1,5% ke 23.197,83. Sedangkan indeks H-Shares juga naik 1,5% ke 10.337,02.
Potensi rebound indeks Hang Seng yang sempat terjadi kemarin, dalam perdagangan terakhir pekan ini diperkirakan akan mengalami tekanan bersamaan dengan berakhirnya kontrak berjangka Hang Seng.
Terbatasnya laju indeks masih diselimuti meningkatnya ketegangan di Irak. Disamping itu tren penguatan saham AS telah mencapai valuasi yang tinggi, terutama karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Meski tren masih bullish, valuasi yang tinggi menyebabkan pergerakan sudah mentok.
Rekomendasi
Kamis, 26 Juni 2014
Data PDB AS Tekan Dollar
Dollar jatuh ke level terendah dalam sebulan terakhir menyusul data
PDB AS yang revisinya jauh di bawah prediksi, mengindikasikan kebijakan
akomodatif masih berjalan untuk waktu yang lama. Sedangkan sterling
mampu bertahan di tengah keunggulan prospek kebijakan moneter dan
menjelang pidato Gubernur BOE Mark Carney.
Laporan semalam menunjukkan ekonomi AS ternyata mengalami kontraksi yang signifikan. PDB AS kuartal pertama kontraksi 2,9%, lebih besar dari prediksi 1,8% dan yang terbesar dalam lima tahun. Pasar memang sudah tahu bahwa performa ekonomi AS selama periode itu memang buruk karena cuaca. Tapi angka sebesar itu cukup mengejutkan, menekan yield obligasi AS ke level terendah dalam tiga minggu 2,529%.
Data lainnya menunjukkan durable goods orders turun 1% selama Mei.
Memang, banyak data AS akhir-akhir ini mengindikasikan pemulihan ekonomi masih solid. Data seperti pertumbuhan tenaga kerja, aktivitas manufaktur dan jasa, serta kepercayaan konsumen menunjukkan prospek ekonomi di kuartal kedua bisa lebih bagus. Tapi kontraksi yang lumayan dalam di kuartal pertama semakin mengurangi kemungkinan the Fed bisa menaikkan rate lebih cepat dari yang diperkirakan. Untuk malam nanti, ada data initial jobless claims, personal spending, personal income.
I
ndeks dollar stabil di 80,22 setelah melemah 0,3% kemarin sampai ke 80,12. Indeks ini sedang dalam fase koreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam empat bulan awal bulan ini. Posisinya sudah berada di 38,2% dari penguatan 8 Mei-5 Juni. Bila ditutup di bawah support 80,00 maka indeks ini terancam bergerak ke 50% di 79,95. Terhadap yen, dollar melemah 0,2% ke 101,70 semakin mendekati support 101,50. Bearish continuation terbentuk bila ditutup di bawah itu dengan target 101,20. Atas franc, dollar stabil di 0,8924 tapi semakin mendekati support 0,8915.
Beralih ke sterling, mata uang Inggris stabil setelah terkoreksi karena pernyataan Gubernur BOE Mark
Carney. Namun karena keunggulan performa ekonomi dan prospek kebijakan moneter, sterling cukup tangguh. Carney akan berpidato hari ini menyampaikan laporan stabilitas finansial. The cable diperdagangkan di $1,6986, dekat support $1,6970. Penutupan di bawah itu melanjutkan fase koreksi, dengan target $1,6940. Tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah $1,6850.
Sementara itu, euro stabil hari ini $1,3930 setelah menguat 0,3% kemarin. Euro sudah berhasil menembus 23,6% retracement dari kejatuhan 8 Mei-5 Juni. Untuk bisa menuju 38,2%-nya di $1,3685, euro harus bisa menembus MA 200 di $1,3670. Aussie stabil di 0,9398 setelah menguat 0,3% kemarin. Untuk menjaga momentum rebound, aussie harus bisa ditutup di atas resistance $0,9400.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Laporan semalam menunjukkan ekonomi AS ternyata mengalami kontraksi yang signifikan. PDB AS kuartal pertama kontraksi 2,9%, lebih besar dari prediksi 1,8% dan yang terbesar dalam lima tahun. Pasar memang sudah tahu bahwa performa ekonomi AS selama periode itu memang buruk karena cuaca. Tapi angka sebesar itu cukup mengejutkan, menekan yield obligasi AS ke level terendah dalam tiga minggu 2,529%.
Data lainnya menunjukkan durable goods orders turun 1% selama Mei.
Memang, banyak data AS akhir-akhir ini mengindikasikan pemulihan ekonomi masih solid. Data seperti pertumbuhan tenaga kerja, aktivitas manufaktur dan jasa, serta kepercayaan konsumen menunjukkan prospek ekonomi di kuartal kedua bisa lebih bagus. Tapi kontraksi yang lumayan dalam di kuartal pertama semakin mengurangi kemungkinan the Fed bisa menaikkan rate lebih cepat dari yang diperkirakan. Untuk malam nanti, ada data initial jobless claims, personal spending, personal income.
I
ndeks dollar stabil di 80,22 setelah melemah 0,3% kemarin sampai ke 80,12. Indeks ini sedang dalam fase koreksi setelah menyentuh level tertinggi dalam empat bulan awal bulan ini. Posisinya sudah berada di 38,2% dari penguatan 8 Mei-5 Juni. Bila ditutup di bawah support 80,00 maka indeks ini terancam bergerak ke 50% di 79,95. Terhadap yen, dollar melemah 0,2% ke 101,70 semakin mendekati support 101,50. Bearish continuation terbentuk bila ditutup di bawah itu dengan target 101,20. Atas franc, dollar stabil di 0,8924 tapi semakin mendekati support 0,8915.
Beralih ke sterling, mata uang Inggris stabil setelah terkoreksi karena pernyataan Gubernur BOE Mark
Carney. Namun karena keunggulan performa ekonomi dan prospek kebijakan moneter, sterling cukup tangguh. Carney akan berpidato hari ini menyampaikan laporan stabilitas finansial. The cable diperdagangkan di $1,6986, dekat support $1,6970. Penutupan di bawah itu melanjutkan fase koreksi, dengan target $1,6940. Tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah $1,6850.
Sementara itu, euro stabil hari ini $1,3930 setelah menguat 0,3% kemarin. Euro sudah berhasil menembus 23,6% retracement dari kejatuhan 8 Mei-5 Juni. Untuk bisa menuju 38,2%-nya di $1,3685, euro harus bisa menembus MA 200 di $1,3670. Aussie stabil di 0,9398 setelah menguat 0,3% kemarin. Untuk menjaga momentum rebound, aussie harus bisa ditutup di atas resistance $0,9400.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Emas Koreksi, Konflik di Irak Masih Mendukung
Harga emas terkoreksi pada perdagangan hari ini di Asia ditengah
naiknya bursa saham global, mengurangi minat beli safe haven. Investor
juga mulai mengabaikan lemahnya data PDB AS semalam untuk fokus pada
data-data ekonomi lainnya.
PDB AS kuartal 1 direvisi turun menjadi 2,9% dari sebelumnya 1%. Ini merupakan level terendah dalam 5 tahun terakhir. Harga emas sebelumnya diuntungkan oleh buruknya data tersebut, yang berdampak pada pelemahan dollar. Namun, investor akan kembali fokus pada data ekonomi AS lainnya, seperti data jobless claim yang akan dirilis malam nanti.
Sementara itu, ketegangan yang terjadi di kawasan Irak masih mendorong harga untuk tetap bertahan di atas $1300. Berita terakhir menyebutkan bahwa para teroris menyerang salah satu pangkalan udara terbesar di Irak dan menguasai beberapa ladang minyak kecil pada Rabu.
Pasukan dan penasihat militer AS telah tiba di Irak guna membantu pemerintah Irak mengatasi para teroris tersebut. Emas seringkali dipandang sebagai sarana lindung nilai ditengah gejolak keuangan dan geopoliik.
Sementara dari sisi teknikal, harga terlihat masih mampu bertahan di atas support $1306.42. Dengan begitu, trend jangka pendek emas masih berupa trend flat – naik, dengan resistance berada di kisaran $$1325 - $1328. Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator stochastic mulai overbought, indikasi penguatan mulai terbatas. Trend naik jangka pendek ini bisa berakhir jika harga menembus support $1306,42 tersebut, untuk fokus pada penurunan lebih lanjut di kisaran $1296 – $1300.
Rekomendasi
PDB AS kuartal 1 direvisi turun menjadi 2,9% dari sebelumnya 1%. Ini merupakan level terendah dalam 5 tahun terakhir. Harga emas sebelumnya diuntungkan oleh buruknya data tersebut, yang berdampak pada pelemahan dollar. Namun, investor akan kembali fokus pada data ekonomi AS lainnya, seperti data jobless claim yang akan dirilis malam nanti.
Sementara itu, ketegangan yang terjadi di kawasan Irak masih mendorong harga untuk tetap bertahan di atas $1300. Berita terakhir menyebutkan bahwa para teroris menyerang salah satu pangkalan udara terbesar di Irak dan menguasai beberapa ladang minyak kecil pada Rabu.
Pasukan dan penasihat militer AS telah tiba di Irak guna membantu pemerintah Irak mengatasi para teroris tersebut. Emas seringkali dipandang sebagai sarana lindung nilai ditengah gejolak keuangan dan geopoliik.
Sementara dari sisi teknikal, harga terlihat masih mampu bertahan di atas support $1306.42. Dengan begitu, trend jangka pendek emas masih berupa trend flat – naik, dengan resistance berada di kisaran $$1325 - $1328. Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator stochastic mulai overbought, indikasi penguatan mulai terbatas. Trend naik jangka pendek ini bisa berakhir jika harga menembus support $1306,42 tersebut, untuk fokus pada penurunan lebih lanjut di kisaran $1296 – $1300.
Rekomendasi
Jumat, 20 Juni 2014
IMF Sarankan ECB Tempuh QE
ECB perlu
mempertimbangkan Quantitative Easing (QE) bila inflasi di zona euro
terus rendah dalam jangka panjang. Ekonomi dan inflasi di blok mata uang
itu bisa dirangsang melalui pembelian obligasi dan aset finansial
lainnya.
Hal itu disampaikan oleh IMF dalam laporannya mengenai zona euro.
IMF melihat kondisi pemulihan di sana masihlah lemah, dan satu satu yang menjadi kekhawatiran adalah inflasinya yang rendah. “Bila inflasi terus-menerus rendah, maka kami berharap ECB mengambil tindakan agresif dengan membeli obligasi pemerintah, kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. Maksudnya terus menerus rendah adalah harga tetap jauh di bawah target meski upaya sudah dilakukan untuk mendorongnya.
Dalam laporan itu, IMF mengatakan Bila ECB mulai melakukan intervensi, sebaiknya fokus pada obligasi pemerintah, tapi pembelian harus proporsional dengan ukuran ekonomi suatu negara. Itu berbeda dengan program sebelumnya, di mana ECB hanya membeli obligasi pemerintah yang sedang krisis, seperti Yunani, Portugal dan Italia, dan rencana yang ingin dijalankan yaitu membeli sekuritas beragun aset (Asset-Backed Securities). Menurut IMF, pembelian obligasi bisa mengangkat kepercayaan, memperbaiki neraca korporat dan merangsang kredit perbankan, yang kemudian berperan mendorong permintaan dan inflasi.
Inflasi di zona euro hanya naik 0,5% per tahun selama Mei, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 0,7%, jauh di bawah target ECB 2%. Merespon hal itu, ECB memangkas suku bunganya dan menerapkan bunga simanan negative. Tapi tidak seperti bank sentral lain, ECB sejauh ini masih menolak menerapkan program pembelian obligasi karena menganggap hal itu bertentangan dengan mandatnya. Namun mengatakan siap melakukannya bila diperlukan.
Secara terpisah, Wakil Presiden ECB Vitor Constancio mengatakan menampung saran IMF, meski mungkin tidak akan dilakukan secepat yang diharapkan. Ia mengatakan pihaknya siap menerapkan program pembelian aset skala besar bila semakin jelas zona euro menghadapi inflasi rendah dan stagnasi ekonomi jangka panjang. “ECB siap mengerahkan instrumen non konvesional bila kemungkinan skenario itu terjadi, dengan bentuk kebijakan yang berbentuk pembelian aset,” katanya.
Hal itu disampaikan oleh IMF dalam laporannya mengenai zona euro.
IMF melihat kondisi pemulihan di sana masihlah lemah, dan satu satu yang menjadi kekhawatiran adalah inflasinya yang rendah. “Bila inflasi terus-menerus rendah, maka kami berharap ECB mengambil tindakan agresif dengan membeli obligasi pemerintah, kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. Maksudnya terus menerus rendah adalah harga tetap jauh di bawah target meski upaya sudah dilakukan untuk mendorongnya.
Dalam laporan itu, IMF mengatakan Bila ECB mulai melakukan intervensi, sebaiknya fokus pada obligasi pemerintah, tapi pembelian harus proporsional dengan ukuran ekonomi suatu negara. Itu berbeda dengan program sebelumnya, di mana ECB hanya membeli obligasi pemerintah yang sedang krisis, seperti Yunani, Portugal dan Italia, dan rencana yang ingin dijalankan yaitu membeli sekuritas beragun aset (Asset-Backed Securities). Menurut IMF, pembelian obligasi bisa mengangkat kepercayaan, memperbaiki neraca korporat dan merangsang kredit perbankan, yang kemudian berperan mendorong permintaan dan inflasi.
Inflasi di zona euro hanya naik 0,5% per tahun selama Mei, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 0,7%, jauh di bawah target ECB 2%. Merespon hal itu, ECB memangkas suku bunganya dan menerapkan bunga simanan negative. Tapi tidak seperti bank sentral lain, ECB sejauh ini masih menolak menerapkan program pembelian obligasi karena menganggap hal itu bertentangan dengan mandatnya. Namun mengatakan siap melakukannya bila diperlukan.
Secara terpisah, Wakil Presiden ECB Vitor Constancio mengatakan menampung saran IMF, meski mungkin tidak akan dilakukan secepat yang diharapkan. Ia mengatakan pihaknya siap menerapkan program pembelian aset skala besar bila semakin jelas zona euro menghadapi inflasi rendah dan stagnasi ekonomi jangka panjang. “ECB siap mengerahkan instrumen non konvesional bila kemungkinan skenario itu terjadi, dengan bentuk kebijakan yang berbentuk pembelian aset,” katanya.
Mengetahui Hubungan Erat Antara Permasalahan Di Irak Dengan Minyak
Jika pemerintahan Irak di Baghdad dapat pertahankan sumur minyak
mereka dari serangan militan Sunni, maka produksi minyak di Irak
berpeluang untuk alami peningkatan, dan harga minyak global tetap akan
bertahan pada harga mahal.
Kekhawatiran akan terganggunya produksi minyak mentah Irak akibat serangan dari pihak militan telah membuat Brent futures alami kenaikan sebesar 5 persen dalam 10 hari terakhir menjadi $115 per barrel.
Produksi minyak Irak saat ini berada pada isaran 3,3 juta barrel per hari dan merupakan produsen minyak terbesar kedua OPEC dan juga produsen minyak dengan jumlah pertumbuhan tercepat.
Analis Citigroup pada hari Kamis kemarin keluarkan laporan analisa terbaru mereka yang menyatakan bahwa produksi minyak Irak memiliki peluang untuk terus alami pertumbuhan, walaupun sumber minyak Irak terpecah dua, sebagian dikuasai oleh ISIS dan sebagian dikuasai oleh Shiite yang merupakan pemerintah resmi di Baghdad. ISIS, atau Islamic State of Iraq dan al-Sham, mulai kuasai sejumlah kota-kota di Irak, dan lakukan perlawanan untuk peroleh kendali penuh terhadap unit pengolahan minyak terbesar Irak di kota Baiji.
Citigroup menilai bahwa kekhawatiran akan kenaikan harga minyak akan terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, walaupun demikian harga minyak sulit untuk dapat tembus harga $120 per barrel, kecuali ada cukup banyak suplai minyak global yang berkurang.
Perusahaan-perusahaan industri perminyakan pada minggu ini berencana untuk lakukan pertemuan di Moscow untuk membahas mengenai energi pada acara World Petroleum Congress. Direktur Exxon Mobil Rex Tillerson akan menjadi kunci penting pembicara dalam pertemuan tersebut. Exxon sejauh ini dilaporkan telah lakukan penarika karyawannya keluar dari wilayah konflik Irak, tetapi saat di konfirmasi mengenai isu keamanan mereka menolak berkomentar.
Dalam permasalahan konflik di Irak tersebut, para pelaku industri perminyakan juga menunggu respon yang akan dilakukan oleh pemerintah Amerika. residen Barack Obama padahari Kamis kemarin menyatakan bahwa ia telah kirimkan bantuan militer ke Irak berupa penasehat militer, tetapi tentara tersebut belum menerima perintah untuk ikut campur tangan berperang.
Hingga saat ini walaupun terjadi ketidak stabilan politik di Irak, satu-satunya laporan dari terganggunya suplai minyak dari Irak hanya berasal dari jalur pipa minyak Kirkuk-Ceyhan yang mengangkut minyak sebanyak 600.000 barrel, dari Kirkuk ke Turkey. Dan sebenarnya permasalahan pipa minyak tersebut telah terjadi selama beberapa bulan sebelumnya akibat sejumlah serangan dari militan.
Kekhawatiran akan terganggunya produksi minyak mentah Irak akibat serangan dari pihak militan telah membuat Brent futures alami kenaikan sebesar 5 persen dalam 10 hari terakhir menjadi $115 per barrel.
Produksi minyak Irak saat ini berada pada isaran 3,3 juta barrel per hari dan merupakan produsen minyak terbesar kedua OPEC dan juga produsen minyak dengan jumlah pertumbuhan tercepat.
Analis Citigroup pada hari Kamis kemarin keluarkan laporan analisa terbaru mereka yang menyatakan bahwa produksi minyak Irak memiliki peluang untuk terus alami pertumbuhan, walaupun sumber minyak Irak terpecah dua, sebagian dikuasai oleh ISIS dan sebagian dikuasai oleh Shiite yang merupakan pemerintah resmi di Baghdad. ISIS, atau Islamic State of Iraq dan al-Sham, mulai kuasai sejumlah kota-kota di Irak, dan lakukan perlawanan untuk peroleh kendali penuh terhadap unit pengolahan minyak terbesar Irak di kota Baiji.
Citigroup menilai bahwa kekhawatiran akan kenaikan harga minyak akan terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, walaupun demikian harga minyak sulit untuk dapat tembus harga $120 per barrel, kecuali ada cukup banyak suplai minyak global yang berkurang.
Perusahaan-perusahaan industri perminyakan pada minggu ini berencana untuk lakukan pertemuan di Moscow untuk membahas mengenai energi pada acara World Petroleum Congress. Direktur Exxon Mobil Rex Tillerson akan menjadi kunci penting pembicara dalam pertemuan tersebut. Exxon sejauh ini dilaporkan telah lakukan penarika karyawannya keluar dari wilayah konflik Irak, tetapi saat di konfirmasi mengenai isu keamanan mereka menolak berkomentar.
Dalam permasalahan konflik di Irak tersebut, para pelaku industri perminyakan juga menunggu respon yang akan dilakukan oleh pemerintah Amerika. residen Barack Obama padahari Kamis kemarin menyatakan bahwa ia telah kirimkan bantuan militer ke Irak berupa penasehat militer, tetapi tentara tersebut belum menerima perintah untuk ikut campur tangan berperang.
Hingga saat ini walaupun terjadi ketidak stabilan politik di Irak, satu-satunya laporan dari terganggunya suplai minyak dari Irak hanya berasal dari jalur pipa minyak Kirkuk-Ceyhan yang mengangkut minyak sebanyak 600.000 barrel, dari Kirkuk ke Turkey. Dan sebenarnya permasalahan pipa minyak tersebut telah terjadi selama beberapa bulan sebelumnya akibat sejumlah serangan dari militan.
The Fed, Irak Angkat Emas ke Area $1300
Harga emas naik 3% semalam karena tidak adanya komitmen dari the Fed
untuk memperketat kebijakan dalam waktu dekat, serta meningkatnya
ketegangan di Timur Tengah.
The Fed mengisyaratkan akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah untuk mendukung ekonomi. Pernyataan tersebut menghapuskan kekhwatiran pasar akan adanya kenaikan tingkat suku bunga. The Fed juga memangkas proyeksi PDB tahun ini hanya sedikit di atas 2%, dengan alasan dampak resesi belum sepenuhnya hilang.
Minat beli safe haven emas meningkat menyusul ketegangan politik di Irak. Presiden AS Barack Obama mengatakan akan mengirim 300 penasihat militer ke Irak untuk membantu pemerintah menghadapi kelompok teroris ISIS, yang semakin mencengkram wilayah utara negara itu. pertempuran antara ISIS dan Irak ini merupakan krisis terburuk di Irak sejak invasi AS awal 2000an lalu.
Namun, kenaikan emas ini masih dibayangi oleh rendahnya permintaan fisik di China dan India, dimana harga emas di kedua negara itu terus mengalami penurunan dalam beberapa terakhir. Minat investasi juga masih lesu, tercermin dengan terus turunnya cadangan di SPDR GoldTrust, ETF berbasis emas terbesar dunia.
Cadangan tersebut kini mendekati level terendah lima tahunnya, merefleksikan sentimen pasar masih bearish.
Dari sisi teknikal, harga sudah bergerak di atas MA 200 serta level psikologi $1300, indikasi trend sudah bergerak bullish. Trend bullish ini kemungkinan masih bisa berlanjut untuk menguji resistance berikutnya di kisaran $1328 – $1332. Sementara level support berada di kisaran $1296 – $1304. Penembusan support tersebut akan kembali memberikan sinyal negatif.
Rekomendasi
The Fed mengisyaratkan akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah untuk mendukung ekonomi. Pernyataan tersebut menghapuskan kekhwatiran pasar akan adanya kenaikan tingkat suku bunga. The Fed juga memangkas proyeksi PDB tahun ini hanya sedikit di atas 2%, dengan alasan dampak resesi belum sepenuhnya hilang.
Minat beli safe haven emas meningkat menyusul ketegangan politik di Irak. Presiden AS Barack Obama mengatakan akan mengirim 300 penasihat militer ke Irak untuk membantu pemerintah menghadapi kelompok teroris ISIS, yang semakin mencengkram wilayah utara negara itu. pertempuran antara ISIS dan Irak ini merupakan krisis terburuk di Irak sejak invasi AS awal 2000an lalu.
Namun, kenaikan emas ini masih dibayangi oleh rendahnya permintaan fisik di China dan India, dimana harga emas di kedua negara itu terus mengalami penurunan dalam beberapa terakhir. Minat investasi juga masih lesu, tercermin dengan terus turunnya cadangan di SPDR GoldTrust, ETF berbasis emas terbesar dunia.
Cadangan tersebut kini mendekati level terendah lima tahunnya, merefleksikan sentimen pasar masih bearish.
Dari sisi teknikal, harga sudah bergerak di atas MA 200 serta level psikologi $1300, indikasi trend sudah bergerak bullish. Trend bullish ini kemungkinan masih bisa berlanjut untuk menguji resistance berikutnya di kisaran $1328 – $1332. Sementara level support berada di kisaran $1296 – $1304. Penembusan support tersebut akan kembali memberikan sinyal negatif.
Rekomendasi
S&P 500 Ditutup Dengan Alami Kenaikan Didukung Oleh Optimisme Fed
S&P 500 kembali ditutup pada rekor harga tertingginya hari Kamis
kemarin, didukung oleh optimisme terhadap Federal Reserve yang
menjanjikan untuk pertahankan tingkat suku bunga rendah dalam periode
waktu yang lebih lama.
S&P 500 alami sedikit kenaikan, walaupun demikian indek acuan saham tersebut telah berhasil pulih dari penurunan yang terjadi pada awal-awal sesi perdagangan. Perusahaan retail, termasuk diantaranya adalah Coach (COH.N), membebani indek S&P 500.
Dow juga alami kenaikan, sedangkan Nasdaq alami penurunan sehari setelah Fed turunkan perkiraan mereka mengenai target jangka panjang tingkat suku bunga Amerika.
Saham-saham Energi kembali unjuk gigi menjadi sektor dengan kenaikan paling besar. Harga acuan minyak alami kenaikan setelah President Barack Obama menyatakan bahwa ia telah lakukan pengiriman sebanyak 300 orang penasehat militer ke Iraq menanggapi laporan dari tentara pemerintah Irak yang menyatakan bahwa militan Sunni telah berhasil merebut dan mengendalikan unit pengolahan minyak terbesar Irak.
Saham Chevron Corp (CVX.N) alami kenaikan sebesar 1,3 persen menjadi $131,99.
Coach Inc (COH.N) alami penurunan sebesar 8,9 persen menjadi $35,69 dan merupakan komponen S&P 500 dengan penurunan paling besar. S&P consumer discretionary index (.SPLRCD) alami penurunan sebesar 0,2 persen.
Perusahaan retail sekala besar, yang dikenal dengan penjualan handbagnya tersebut, menyatakan dalam persentasi outlook perusahaan didepan para investornya bahwa mereka perkirakan revenue perusahaan akan alami penurunan hingga sebesar dua digit persen pada akhir tahun buku perusahaan Juni 2015 mendatang. Perusahaan tersebut juga menyatakan akan lakukan penutupan 70 toko-toko mereka yang dinilai penjualannya “underperform”.
Dow Jones industrial average (.DJI) alami kenaikan sebesar 14,84 poin atau 0,09 persen dan ditutup pada 16.921,46. S&P 500 (.SPX) alami kenaikan sebesar 2,5 poin atau 0,13 persen menjadi 1.959,48. Nasdaq Composite (.IXIC) alami penurunan sebesar 3,51 poin atau 0,08 persen menjadi 4.359,33.
Saham BlackBerry Ltd (BBRY.O) yang listing di Amerika alami kenaikan sebesar 9,7 persen menjadi $9,09 setelah perusahaan produsen smartphone Canada tersebut laporkan kerugian kuartal pertama yang lebih kecil dari yang diperkirakan.
Analis menilai bahwa data ekonomi hanya berpengaruh kecil pada pergerakan saham hari Kamis kemarin. Data klaim pengangguran alami penurunan sebesar 6.000 menjadi 312.000 dibawah perkiraan yaitu 314.000.
Aktifitas pabrik di wilayah Atlantik tengah alami pertumbuhan lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk periode Juni. Philadelphia Federal Reserve Bank menyatakan bahwa indek aktivitas bisnis alami kenaikan sebesar 17,8 dari 15,4 di bulan Mei, diatas perkiraan yaitu 14.
Secara keseluruhan jumlah transaksi saham di bursa tercatat mencapai angka 5,8 milliar lembar saham, lampaui rata-rata transaksi harian bulan ini, yaitu 5,4 milliar lembar saham.
S&P 500 alami sedikit kenaikan, walaupun demikian indek acuan saham tersebut telah berhasil pulih dari penurunan yang terjadi pada awal-awal sesi perdagangan. Perusahaan retail, termasuk diantaranya adalah Coach (COH.N), membebani indek S&P 500.
Dow juga alami kenaikan, sedangkan Nasdaq alami penurunan sehari setelah Fed turunkan perkiraan mereka mengenai target jangka panjang tingkat suku bunga Amerika.
Saham-saham Energi kembali unjuk gigi menjadi sektor dengan kenaikan paling besar. Harga acuan minyak alami kenaikan setelah President Barack Obama menyatakan bahwa ia telah lakukan pengiriman sebanyak 300 orang penasehat militer ke Iraq menanggapi laporan dari tentara pemerintah Irak yang menyatakan bahwa militan Sunni telah berhasil merebut dan mengendalikan unit pengolahan minyak terbesar Irak.
Saham Chevron Corp (CVX.N) alami kenaikan sebesar 1,3 persen menjadi $131,99.
Coach Inc (COH.N) alami penurunan sebesar 8,9 persen menjadi $35,69 dan merupakan komponen S&P 500 dengan penurunan paling besar. S&P consumer discretionary index (.SPLRCD) alami penurunan sebesar 0,2 persen.
Perusahaan retail sekala besar, yang dikenal dengan penjualan handbagnya tersebut, menyatakan dalam persentasi outlook perusahaan didepan para investornya bahwa mereka perkirakan revenue perusahaan akan alami penurunan hingga sebesar dua digit persen pada akhir tahun buku perusahaan Juni 2015 mendatang. Perusahaan tersebut juga menyatakan akan lakukan penutupan 70 toko-toko mereka yang dinilai penjualannya “underperform”.
Dow Jones industrial average (.DJI) alami kenaikan sebesar 14,84 poin atau 0,09 persen dan ditutup pada 16.921,46. S&P 500 (.SPX) alami kenaikan sebesar 2,5 poin atau 0,13 persen menjadi 1.959,48. Nasdaq Composite (.IXIC) alami penurunan sebesar 3,51 poin atau 0,08 persen menjadi 4.359,33.
Saham BlackBerry Ltd (BBRY.O) yang listing di Amerika alami kenaikan sebesar 9,7 persen menjadi $9,09 setelah perusahaan produsen smartphone Canada tersebut laporkan kerugian kuartal pertama yang lebih kecil dari yang diperkirakan.
Analis menilai bahwa data ekonomi hanya berpengaruh kecil pada pergerakan saham hari Kamis kemarin. Data klaim pengangguran alami penurunan sebesar 6.000 menjadi 312.000 dibawah perkiraan yaitu 314.000.
Aktifitas pabrik di wilayah Atlantik tengah alami pertumbuhan lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk periode Juni. Philadelphia Federal Reserve Bank menyatakan bahwa indek aktivitas bisnis alami kenaikan sebesar 17,8 dari 15,4 di bulan Mei, diatas perkiraan yaitu 14.
Secara keseluruhan jumlah transaksi saham di bursa tercatat mencapai angka 5,8 milliar lembar saham, lampaui rata-rata transaksi harian bulan ini, yaitu 5,4 milliar lembar saham.
Dollar Lanjutkan Koreksi, Sterling Reli
Dollar melanjutkan koreksinya terhadap beberapa mata uang utama
dunia, masih terkena dampak keputusan the Fed yang dianggap tidak
se-hawkish harapan. Sedangkan sterling berhasil menyentuh level
tertinggi dalam 5,5 tahun di tengah keunggulan prospek kebijakan
moneter.
Dollar terkoreksi setelah hasil rapat the Fed yang menegaskan kebijakan akomodatif masih berjalan, mengindikasikan tidak ada rencana kenaikan suku bunga lebih cepat. The Fed melihat tingkat pengangguran masih tinggi meski pertumbuhan lapangan kerja pesat akhir-akhir ini. Selain itu, tingkat inflasi masih di bawah target. The Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 2,1-2,3% tahun ini, jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 2,8-3,0%. Di saat yang sama, the Fed memproyeksikan suku bunga baru bisa naik pada 2015 dan 2016.
Data semalam berhasil melepas dollar dari low, namun karena ditutup di bawah MA 25, kondisi tetap bearish. Tidak ada even penting terjadwal malam nanti, alhasil dollar masih cenderung tertekan. Indeks dollar melemah 0,2% ke 80,30 setelah sempat menyentuh low 80,17 kemarin. Penembusan level itu mendekati indeks ini ke support 80,00. Bearish continuation terbentuk bila ditutup di bawah support itu, dengan target 79,80. Terhadap yen, dollar stabil di 101,80 masih bergerak di range 101,50 dan 102,30. Atas franc, dollar melemah 0,2% ke 0,8930, mendekati support 0,8900.
Dari Eropa belum ada berita terbaru. Pasca keputusan ECB memangkas suku bunga dan menerap bunga simpanan negatif awal bulan ini, euro mengalami penurunan. Sejauh ini, belum ada faktor yang cukup kuat dari Eropa yang dapat mengangkatnya. Namun momentum efek the Fed ini bisa dimanfaatkan untuk koreksi atau retracement dulu dari kejatuhan yang di alami euro sejak keputusan ECB.
Dalam jangka menengah dan panjang, selain perbedaan kondisi ekonomi antara Eropa dan AS, pasar akan membandingkan perbedaan kebijakan moneter antara ECB dan the Fed, dalam arti siapa di antara keduanya yang lebih dovish. Dari sanalah faktor penggerak euro/dollar. Sejauh ini, kondisi ekonomi AS masih lebih unggul, pertanyaannya apakah keunggulan itu juga dilengkapi dengan prospek kebijakan moneter. Bila benar, maka tren euro belumlah berubah. Saat ini, euro diperdagangkan di $1,3613, masih berusaha menembus 23,6% retracement kejatuhan 8 Mei-5 Juni. Bila tembus, target selanjutnya adalah $1,3670, sebelum ke 50%-nya di $1,3680.
Untuk saat ini, bank sentral negara maju yang masih unggul dalam hal kebijakan moneter adalah BOE, faktyor yang melambungkan sterling ke level tertinggi sejak Agustus 2009. Banyak yang memperkirakan BOE akan menjadi bank sentral G-7 pertama yang menaikkan suku bunga. Sterling diperdagangkan di $1,7044 setelah berhasil menguat 0,4% kemarin. Kini the cable sedang bergerak menuju $1,7090. Support di $1,6970 tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah $1,6850.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Dollar terkoreksi setelah hasil rapat the Fed yang menegaskan kebijakan akomodatif masih berjalan, mengindikasikan tidak ada rencana kenaikan suku bunga lebih cepat. The Fed melihat tingkat pengangguran masih tinggi meski pertumbuhan lapangan kerja pesat akhir-akhir ini. Selain itu, tingkat inflasi masih di bawah target. The Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 2,1-2,3% tahun ini, jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 2,8-3,0%. Di saat yang sama, the Fed memproyeksikan suku bunga baru bisa naik pada 2015 dan 2016.
Data semalam berhasil melepas dollar dari low, namun karena ditutup di bawah MA 25, kondisi tetap bearish. Tidak ada even penting terjadwal malam nanti, alhasil dollar masih cenderung tertekan. Indeks dollar melemah 0,2% ke 80,30 setelah sempat menyentuh low 80,17 kemarin. Penembusan level itu mendekati indeks ini ke support 80,00. Bearish continuation terbentuk bila ditutup di bawah support itu, dengan target 79,80. Terhadap yen, dollar stabil di 101,80 masih bergerak di range 101,50 dan 102,30. Atas franc, dollar melemah 0,2% ke 0,8930, mendekati support 0,8900.
Dari Eropa belum ada berita terbaru. Pasca keputusan ECB memangkas suku bunga dan menerap bunga simpanan negatif awal bulan ini, euro mengalami penurunan. Sejauh ini, belum ada faktor yang cukup kuat dari Eropa yang dapat mengangkatnya. Namun momentum efek the Fed ini bisa dimanfaatkan untuk koreksi atau retracement dulu dari kejatuhan yang di alami euro sejak keputusan ECB.
Dalam jangka menengah dan panjang, selain perbedaan kondisi ekonomi antara Eropa dan AS, pasar akan membandingkan perbedaan kebijakan moneter antara ECB dan the Fed, dalam arti siapa di antara keduanya yang lebih dovish. Dari sanalah faktor penggerak euro/dollar. Sejauh ini, kondisi ekonomi AS masih lebih unggul, pertanyaannya apakah keunggulan itu juga dilengkapi dengan prospek kebijakan moneter. Bila benar, maka tren euro belumlah berubah. Saat ini, euro diperdagangkan di $1,3613, masih berusaha menembus 23,6% retracement kejatuhan 8 Mei-5 Juni. Bila tembus, target selanjutnya adalah $1,3670, sebelum ke 50%-nya di $1,3680.
Untuk saat ini, bank sentral negara maju yang masih unggul dalam hal kebijakan moneter adalah BOE, faktyor yang melambungkan sterling ke level tertinggi sejak Agustus 2009. Banyak yang memperkirakan BOE akan menjadi bank sentral G-7 pertama yang menaikkan suku bunga. Sterling diperdagangkan di $1,7044 setelah berhasil menguat 0,4% kemarin. Kini the cable sedang bergerak menuju $1,7090. Support di $1,6970 tapi kondisi bullish terjaga selama tidak jatuh ke bawah $1,6850.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Performa Wall Street Kurang Mengesankan, Asia Rawan Koreksi
Saham Asia terkoreksi hari ini menyusul performa Wall Street yang
kurang mengesankan dan kondisi geopolitik di Irak yang masih memanas.
Indeks Nikkei masih flat, tertekan oleh penguatan yen. Indeks Kospi melemah 0,9%, mendekati level terendah dalam sebulan. Indeks Australia ASX 200 turun 0,2% karena profit taking. Di Hong Kong, indeks Hang Seng dibuka naik tipis 0,1%.
Harga minyak dunia melonjak lagi setelah Presiden Obama mengatakan akan mengirim 300 penasihat militer ke Irak untuk membantu pemerintah menghadapi kelompok militant ISIS. Isu Irak masih mempengaruhi sentimen di bursa regional.
Wall Street berakhir flat, dengan indeks S&P hanya naik 0,15%. Hasil keputusan the Fed masih memberi efek posisif. Meski mencetak rekor, tipisnya penguatan mencerminkan pergerakan saham sudah mentok.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, terutama di AS karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Meski tren masih bullish seiring pemulihan ekonomi, tetap perlu diwaspadai adanya koreksi. Kondisi di regional juga tidak jauh berbeda, dan isu yang paling sensitif adalah perkembangan ekonomi China.
Indeks Nikkei masih flat, tertekan oleh penguatan yen. Indeks Kospi melemah 0,9%, mendekati level terendah dalam sebulan. Indeks Australia ASX 200 turun 0,2% karena profit taking. Di Hong Kong, indeks Hang Seng dibuka naik tipis 0,1%.
Harga minyak dunia melonjak lagi setelah Presiden Obama mengatakan akan mengirim 300 penasihat militer ke Irak untuk membantu pemerintah menghadapi kelompok militant ISIS. Isu Irak masih mempengaruhi sentimen di bursa regional.
Wall Street berakhir flat, dengan indeks S&P hanya naik 0,15%. Hasil keputusan the Fed masih memberi efek posisif. Meski mencetak rekor, tipisnya penguatan mencerminkan pergerakan saham sudah mentok.
Pada dasarnya, saham global sudah mencapai valuasi yang tinggi, terutama di AS karena indeks utamanya sudah mencetak rekor beberapa kali. Meski tren masih bullish seiring pemulihan ekonomi, tetap perlu diwaspadai adanya koreksi. Kondisi di regional juga tidak jauh berbeda, dan isu yang paling sensitif adalah perkembangan ekonomi China.
Asia Dibayangi Konflik Di Irak
Nikkei
Indeks Nikkei mencatat lonjakan 1,6% ke level tertingginya dalam 4,5 bulan kemarin, setelah hasil rapat the Fed memberi kepercayaan investor bertambah karena kondisi ekonomi AS yang membaik dan komitmen akan kebijakan pelonggaran moneter. Indeks Nikkei ditutup menguat 245,36 poin, atau 1,62%, ke posisi 15.361,16, tertinggi sejak 29 Januari.
Indeks Nikkei diperkirakan masih menjaga momentum penguatannya hari ini seiring dengan optimisme ekonomi AS.Tercatat pekan ini indeks telah mengalami kenaikan 1,7%. Saham Sony tengah menguat 0,2% setelah pemegang saham menetapkan CEO Kazuo Hirai dan eksekutif lainnya di tengah kompetisi persaingan yang ketat. Meski tren jangka pendek masih bullish seiring pemulihan ekonomi, tetap perlu diwaspadai adanya koreksi. Fluktuasi yen terhadap dollar masih mempengaruhi kinerja indeks.
Rekomendasi
Kospi
Lonjakan yang sempat dialami indeks Kospi pada awal pembukaan, harus terpangkas di akhir perdagangan karena kekhawatiran akan prospek pendapatan perkuartal Samsung Electronics. Awan hitam Samsung Electronics ini mengimbangi sentimen positif dari sikap akomodatif Federal Reserve dalam kebijakan moneter. Indeks Kospi ditutup naik 2,54 poin, atau 0,13%, ke posisi 1.992,03.
Indeks Kospi didera aksi profit taking diakhir perdagangan pekan ini. Indeks kini berada di level terendahnya dalam satu bulan. Tekanan diperkirakan datang dari aksi jual investor asing. Sementara itu, kinerja saham LG Display naik hampir 1% setelah sumber Reuters mengatakan perusahaan itu salah satu pemasok Apple Smartwatch.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng melanjutkan penurunannya dalam empat sesi perdagangan beruntun. Jatuhnya indeks dkarena merosotnya saham China dimana berlanjutnya IPO mengalihkan dana dari saham-saham yang sudah terdaftar. Saham-saham properti menjadi penyumbang terbesar penurunan. Dengan memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya setelah harga perumahan di Mei yang mengecewakan. Indeks Hang Seng ditutup turun 13,99 poin, atau 0,06%, ke posisi 23.167,73.
Fluktuasi indeks Hang Seng dipicu beragamnya sentimen regional, dan juga kehati-hatian investor mengenai situasi politik di Irak. Kenaikan harga komoditas seperti emas dan minyak diperkirakan berdampak pada saham terkait. Sementara indeks dapat dipicu pulihnya sektor properti yang belakangan ini tertekan setelah penjualan selama Mei yang mengecewakan.
Rekomendasi
Indeks Nikkei mencatat lonjakan 1,6% ke level tertingginya dalam 4,5 bulan kemarin, setelah hasil rapat the Fed memberi kepercayaan investor bertambah karena kondisi ekonomi AS yang membaik dan komitmen akan kebijakan pelonggaran moneter. Indeks Nikkei ditutup menguat 245,36 poin, atau 1,62%, ke posisi 15.361,16, tertinggi sejak 29 Januari.
Indeks Nikkei diperkirakan masih menjaga momentum penguatannya hari ini seiring dengan optimisme ekonomi AS.Tercatat pekan ini indeks telah mengalami kenaikan 1,7%. Saham Sony tengah menguat 0,2% setelah pemegang saham menetapkan CEO Kazuo Hirai dan eksekutif lainnya di tengah kompetisi persaingan yang ketat. Meski tren jangka pendek masih bullish seiring pemulihan ekonomi, tetap perlu diwaspadai adanya koreksi. Fluktuasi yen terhadap dollar masih mempengaruhi kinerja indeks.
Rekomendasi
Kospi
Lonjakan yang sempat dialami indeks Kospi pada awal pembukaan, harus terpangkas di akhir perdagangan karena kekhawatiran akan prospek pendapatan perkuartal Samsung Electronics. Awan hitam Samsung Electronics ini mengimbangi sentimen positif dari sikap akomodatif Federal Reserve dalam kebijakan moneter. Indeks Kospi ditutup naik 2,54 poin, atau 0,13%, ke posisi 1.992,03.
Indeks Kospi didera aksi profit taking diakhir perdagangan pekan ini. Indeks kini berada di level terendahnya dalam satu bulan. Tekanan diperkirakan datang dari aksi jual investor asing. Sementara itu, kinerja saham LG Display naik hampir 1% setelah sumber Reuters mengatakan perusahaan itu salah satu pemasok Apple Smartwatch.
Rekomendasi
Hang Seng
Indeks Hang Seng melanjutkan penurunannya dalam empat sesi perdagangan beruntun. Jatuhnya indeks dkarena merosotnya saham China dimana berlanjutnya IPO mengalihkan dana dari saham-saham yang sudah terdaftar. Saham-saham properti menjadi penyumbang terbesar penurunan. Dengan memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya setelah harga perumahan di Mei yang mengecewakan. Indeks Hang Seng ditutup turun 13,99 poin, atau 0,06%, ke posisi 23.167,73.
Fluktuasi indeks Hang Seng dipicu beragamnya sentimen regional, dan juga kehati-hatian investor mengenai situasi politik di Irak. Kenaikan harga komoditas seperti emas dan minyak diperkirakan berdampak pada saham terkait. Sementara indeks dapat dipicu pulihnya sektor properti yang belakangan ini tertekan setelah penjualan selama Mei yang mengecewakan.
Rekomendasi
Kamis, 19 Juni 2014
Sudahkah Resesi Berakhir di Eropa?
Banyak orang
mengira resesi di zona euro berakhir sekitar setahun lalu, ketika
output mulai tumbuh lagi.
Namun tidak begitu menurut beberapa ekonom.
“Pertumbuhan masih rendah dan tingkat pengangguran masih tinggi untuk menyatakan resesi sudah berakhir,” kata para ekonom yang tergabung dalam Center for Economic Policy Research (CEPR).
Menurut mereka, resesi yang mulai pada 2011 sedang dalam hibernasi. Lembaga itu melihat sejak awal 2013, zona euro masih dalam fase pertumbuhan yang sangat rendah, dan kondisi lapangan kerja tidak banyak berubah selama periode itu.
Resesi dianggap berakhir ketika terjadi pertumbuhan positif dalam dua kuartal berturut-turut. Zona euro mencapai kondisi itu ketika mencatat pertumbuhan 0,5% di kuartal ketiga setelah tumbuh 1,3% di kuartal kedua tahun lalu. Tapi lembaga nirlaba yang berbasis di London itu tidak setuju dengan definisi tersebut.
Menurutnya, para ekonom dan pembuat kebijakan perlu melihat indikator lain yang lebih luas, seperti kesinambungan pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Saat ini, tingkat pengangguran di zona euro mencapai 11,7%, masih dekat rekor 12%.
Apakah resesi di zona euro sudah berakhir atau belum memang masih diperdebatkan. Ada beberapa ekonom yang melihat resesi adanya perbaikan. Tom Rogers, ekonom dari Ernst & Young mengatakan zona euro sedang dalam pemulihan karena ada pertumbuhan dalam beberapa kuartal. Tapi ia sepakat pertumbuhan masih rendah.
CEPR beranggotakan lebih dari 700 ekonom, yang sebagian besar bekerja di universitas yang tersebar di Eropa. Lembaga ini mencatat periode pertumbuhan dan resesi, sama seperti yang dilakukan oleh National
Bereau of Economic Research di AS.
Namun tidak begitu menurut beberapa ekonom.
“Pertumbuhan masih rendah dan tingkat pengangguran masih tinggi untuk menyatakan resesi sudah berakhir,” kata para ekonom yang tergabung dalam Center for Economic Policy Research (CEPR).
Menurut mereka, resesi yang mulai pada 2011 sedang dalam hibernasi. Lembaga itu melihat sejak awal 2013, zona euro masih dalam fase pertumbuhan yang sangat rendah, dan kondisi lapangan kerja tidak banyak berubah selama periode itu.
Resesi dianggap berakhir ketika terjadi pertumbuhan positif dalam dua kuartal berturut-turut. Zona euro mencapai kondisi itu ketika mencatat pertumbuhan 0,5% di kuartal ketiga setelah tumbuh 1,3% di kuartal kedua tahun lalu. Tapi lembaga nirlaba yang berbasis di London itu tidak setuju dengan definisi tersebut.
Menurutnya, para ekonom dan pembuat kebijakan perlu melihat indikator lain yang lebih luas, seperti kesinambungan pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Saat ini, tingkat pengangguran di zona euro mencapai 11,7%, masih dekat rekor 12%.
Apakah resesi di zona euro sudah berakhir atau belum memang masih diperdebatkan. Ada beberapa ekonom yang melihat resesi adanya perbaikan. Tom Rogers, ekonom dari Ernst & Young mengatakan zona euro sedang dalam pemulihan karena ada pertumbuhan dalam beberapa kuartal. Tapi ia sepakat pertumbuhan masih rendah.
CEPR beranggotakan lebih dari 700 ekonom, yang sebagian besar bekerja di universitas yang tersebar di Eropa. Lembaga ini mencatat periode pertumbuhan dan resesi, sama seperti yang dilakukan oleh National
Bereau of Economic Research di AS.
Nikkei, Kospi Menguat, Hang Seng Tenggelam
Saham Asia bergerak positif hari ini menyusul laju Wall Street
setelah the Fed menyampaikan pernyataan yang optimis soal ekonomi AS dan
berkomitmen menjaga kebijakan akomodatif.
Indeks Nikkei mencatat lonjakan 1,6% ke level tertingginya dalam 4,5 bulan hari ini, setelah hasil rapat the Fed memberi kepercayaan investor bertambah karena kondisi ekonomi AS yang membaik dan komitmen akan kebijakan pelonggaran moneter.
Indeks Nikkei ditutup menguat 245,36 poin, atau 1,62%, ke posisi 15.361,16, tertinggi sejak 29 Januari. Sedangkan indeks Topix menguat 1,6% menjadi 1.269,04.
Di Korsel, lonjakan yang sempat dialaminya pada awal pembukaan, harus terpangkas di akhir perdagangan karena kekhawatiran akan prospek pendapatan perkuartal Samsung Electronics. Awan hitam Samsung Electronics ini mengimbangi sentimen positif dari sikap akomodatif Federal Reserve dalam kebijakan moneter.
Indeks Kospi ditutup naik 2,54 poin, atau 0,13%, ke posisi 1.992,03.
Sementara itu, indeks Hang Seng melanjutkan penurunannya dalam empat sesi perdagangan beruntun.
Jatuhnya indeks dkarena merosotnya saham China dimana berlanjutnya IPO mengalihkan dana dari saham-saham yang sudah terdaftar.
Indeks Hang Seng ditutup turun 13,99 poin, atau 0,06%, ke posisi 23.167,73. Sedangkan indeks H-shares turun 0,9%. Indeks Shanghai jatuh 1,6% dan ditutup dibawah moving average 100 harian.
Saham-saham properti menjadi penyumbang terbesar penurunan memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya setelah harga perumahan di Mei yang mengecewakan.
China Resources Land tersungkur 3%. Sedangkan China Overseas Land & Investment melemah 2,6%.
Begitu juga dengan saham asuransi China yang melemah, China Life Insurance, Ping An Insurance, China
Pacific Insurance Group turun lebih dari 1%, kesemuanya ini yang menyeret indeks H-shares.
Indeks Nikkei mencatat lonjakan 1,6% ke level tertingginya dalam 4,5 bulan hari ini, setelah hasil rapat the Fed memberi kepercayaan investor bertambah karena kondisi ekonomi AS yang membaik dan komitmen akan kebijakan pelonggaran moneter.
Indeks Nikkei ditutup menguat 245,36 poin, atau 1,62%, ke posisi 15.361,16, tertinggi sejak 29 Januari. Sedangkan indeks Topix menguat 1,6% menjadi 1.269,04.
Di Korsel, lonjakan yang sempat dialaminya pada awal pembukaan, harus terpangkas di akhir perdagangan karena kekhawatiran akan prospek pendapatan perkuartal Samsung Electronics. Awan hitam Samsung Electronics ini mengimbangi sentimen positif dari sikap akomodatif Federal Reserve dalam kebijakan moneter.
Indeks Kospi ditutup naik 2,54 poin, atau 0,13%, ke posisi 1.992,03.
Sementara itu, indeks Hang Seng melanjutkan penurunannya dalam empat sesi perdagangan beruntun.
Jatuhnya indeks dkarena merosotnya saham China dimana berlanjutnya IPO mengalihkan dana dari saham-saham yang sudah terdaftar.
Indeks Hang Seng ditutup turun 13,99 poin, atau 0,06%, ke posisi 23.167,73. Sedangkan indeks H-shares turun 0,9%. Indeks Shanghai jatuh 1,6% dan ditutup dibawah moving average 100 harian.
Saham-saham properti menjadi penyumbang terbesar penurunan memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya setelah harga perumahan di Mei yang mengecewakan.
China Resources Land tersungkur 3%. Sedangkan China Overseas Land & Investment melemah 2,6%.
Begitu juga dengan saham asuransi China yang melemah, China Life Insurance, Ping An Insurance, China
Pacific Insurance Group turun lebih dari 1%, kesemuanya ini yang menyeret indeks H-shares.
Dollar Koreksi Pasca The Fed
Dollar terkoreksi ke level terendah dalam dua minggu menyusul hasil
rapat the Fed yang menegaskan kebijakan akomodatif masih berjalan,
mengindikasikan tidak ada rencana kenaikan suku bunga lebih cepat.
The Fed memangkas program pembelian obligasinya sebesar $10 miliar menjadi $35 miliar per bulan, mencerminkan konsistensi normalisasi kebijakan seiring pemulihan ekonomi AS. Perhatian kemudian tersorot pada jumpa pers oleh sang Ketua Janet Yellen dan proyeksi ekonomi terbaru. Dalam jumpa pers, Yellen mengakui adanya perkembangan dalam ekonomi. Tapi the Fed memangkas proyeksi PDB tahun ini hanya sedikit di atas 2%, dengan alasan dampak resesi belum sepenuhnya hilang.
The Fed melihat tingkat pengangguran masih tinggi meski pertumbuhan lapangan kerja pesat akhir-akhir ini. Selain itu, tingkat inflasi masih di bawah target. Oleh karena itu, kebijakan akomodatif tetap berlaku meski setelah program pembelian obligasi berakhir. Di saat yang sama, the Fed memproyeksikan suku bunga baru bisa naik pada 2015 dan 2016, tapi memangkas target rate jangka panjang. Lewat hasil itu mengindikasikan bahwa the Fed tidak terburu-buru memperketat kebijakan.
Hasil rapat ini mengecewakan pasar karena ternyata the Fed tidak se-hawkish yang diperkirakan. Pasar sempat berharap the Fed mau menyebut waktu kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan, mengingat adanya pemulihan yang pesat dan kenaikan inflasi. Tapi, the Fed masih bersikap hati-hati dalam menyampaikan proyeksinya. Alhasil, yield obligasi AS turun ke bawah 2,6%, memberi tekanan ke dollar.
Indeks dollar berada di 80,40 setelah jatuh 0,7% kemarin. Support kini ada di 80,30, kejatuhan ke bawah itu mengkonfirmasi kondisi bearish dengan target selanjutnya di 80,00. Terhadap yen, dollar stabil di 101,90, dan bearish continuation terbentuk bila ditutup di bawah 101,50 dengan target selanjutnya di 101,00. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,8960 setelah anjlok 0,7% kemarin. Penutupan di bawah 0,8940 membentuk bearish continuation dengan target selanjutnya 0,8920-0,8900.
Di tengah koreksi dollar, sterling berhasil memantapkan posisinya dekat level tertinggi dalam lima tahun. Sterling mempertahankan trennya ditengah keunggulan kebijakan moneter. Data penjualan ritel Inggris hari ini mungkin bisa mempengaruhi pergerakannya. Sterling diperdagangkan di $1,6994 setelah menyentuh $1,7000 kemarin. Target selanjutnya adalah $1,7030-1,7050, tapi bila ditutup di bawah $1,6900, sterling terancam ke $1,6850. Kondisi bearish terbentuk bila ditutup di bawah itu.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
The Fed memangkas program pembelian obligasinya sebesar $10 miliar menjadi $35 miliar per bulan, mencerminkan konsistensi normalisasi kebijakan seiring pemulihan ekonomi AS. Perhatian kemudian tersorot pada jumpa pers oleh sang Ketua Janet Yellen dan proyeksi ekonomi terbaru. Dalam jumpa pers, Yellen mengakui adanya perkembangan dalam ekonomi. Tapi the Fed memangkas proyeksi PDB tahun ini hanya sedikit di atas 2%, dengan alasan dampak resesi belum sepenuhnya hilang.
The Fed melihat tingkat pengangguran masih tinggi meski pertumbuhan lapangan kerja pesat akhir-akhir ini. Selain itu, tingkat inflasi masih di bawah target. Oleh karena itu, kebijakan akomodatif tetap berlaku meski setelah program pembelian obligasi berakhir. Di saat yang sama, the Fed memproyeksikan suku bunga baru bisa naik pada 2015 dan 2016, tapi memangkas target rate jangka panjang. Lewat hasil itu mengindikasikan bahwa the Fed tidak terburu-buru memperketat kebijakan.
Hasil rapat ini mengecewakan pasar karena ternyata the Fed tidak se-hawkish yang diperkirakan. Pasar sempat berharap the Fed mau menyebut waktu kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan, mengingat adanya pemulihan yang pesat dan kenaikan inflasi. Tapi, the Fed masih bersikap hati-hati dalam menyampaikan proyeksinya. Alhasil, yield obligasi AS turun ke bawah 2,6%, memberi tekanan ke dollar.
Indeks dollar berada di 80,40 setelah jatuh 0,7% kemarin. Support kini ada di 80,30, kejatuhan ke bawah itu mengkonfirmasi kondisi bearish dengan target selanjutnya di 80,00. Terhadap yen, dollar stabil di 101,90, dan bearish continuation terbentuk bila ditutup di bawah 101,50 dengan target selanjutnya di 101,00. Atas franc, dollar diperdagangkan di 0,8960 setelah anjlok 0,7% kemarin. Penutupan di bawah 0,8940 membentuk bearish continuation dengan target selanjutnya 0,8920-0,8900.
Di tengah koreksi dollar, sterling berhasil memantapkan posisinya dekat level tertinggi dalam lima tahun. Sterling mempertahankan trennya ditengah keunggulan kebijakan moneter. Data penjualan ritel Inggris hari ini mungkin bisa mempengaruhi pergerakannya. Sterling diperdagangkan di $1,6994 setelah menyentuh $1,7000 kemarin. Target selanjutnya adalah $1,7030-1,7050, tapi bila ditutup di bawah $1,6900, sterling terancam ke $1,6850. Kondisi bearish terbentuk bila ditutup di bawah itu.
Rekomendasi
EUR-USD
USD-JPY
GBP-USD
USD-CHF
AUD-USD
Langganan:
Postingan (Atom)